Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Malaysia Siap Berunding

Kompas.com - 26/08/2010, 18:21 WIB

PUTRA JAYA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Sri Anifah Hj Aman menyatakan siap berunding dengan wakil Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan sengketa perbatasan dua negara di wilayah perairan. Perundingan kedua pihak rencananya akan digelar dalam waktu dekat setelah perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia pada 31 Agustus 2010.

Kesiapan perundingan itu disampaikan Dato' Sri Anifah dalam dialog dengan Duta Belia Indonesia, Kamis (26/8/2010) di Kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia. "Isu perbatasan dapat diselesaikan melalui perundingan dua negara. Dan oleh karena perundingan perbatasan kompleks, butuh waktu lama. Tapi Malaysia berkomitmen untuk selesaikan masalah perbatasan, baik di darat maupun maritim," ujarnya.

Dato Sri Anifah yakin, masalah sengketa perbatasan di antara dua negara berjiran atau bertetangga ini dapat diselesaikan melalui perundingan di tingkat menteri luar negeri dan tidak perlu sampai pemimpin kedua negara yang turun tangan.

Menanggapi maraknya desakan masyarakat Indonesia untuk mengusir perwakilan Malaysia di Jakarta, Dato Sri Anifah mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mencabut Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia. Alasannya, Kedutaan Malaysia di Indonesia termasuk 22 kedutaan Malaysia yang memiliki kekebalan sehingga tidak boleh dicabut oleh siapa pun.

Sebaliknya, Menlu akan mendesak Pemerintah Indonesia untuk melindungi perwakilan Malaysia di Jakarta, termasuk aset berupa kantor kedutaan dari kerusakan dan kekacauan yang diakibatkan aksi protes masyarakat.

Seperti diberitakan, konflik Indonesia dan Malaysia memanas akibat tindakan Polisi Diraja Malaysia yang menangkap tiga petugas dari Kementerian Perikanan dan Kelautan di wilayah perairan Tanjung Berakit, Kepulauan Riau, pada Jumat (13/8/2010). Polisi Malaysia menembaki kapal patroli petugas dan menahan para awaknya yang sedang menjalankan tugas, yakni menangkap tujuh nelayan Malaysia yang mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.

Namun, menurut Menteri Luar Negeri Malaysia, berdasarkan Global Positioning System (GPS) Polisi Diraja Malaysia, lokasi penangkapan petugas patroli Indonesia sudah masuk dalam wilayah perairan Malaysia. Untuk mengecek kebenaran lokasi kejadian, pihaknya sedang menunggu laporan dari Polisi Diraja.

Dato' Sri Anifah mengatakan, sengketa perbatasan antara Indonesia dan Malaysia bukan kali pertama terjadi. Oleh karena itu, pihaknya setuju untuk melakukan perundingan masalah perbatasan supaya cepat selesai. Sejauh pengamatan Menlu Malaysia, sedikitnya sudah 16 kali perundingan dilakukan untuk membahas wilayah perbatasan perairan di antara kedua negara. Namun, karena masalahnya terlalu kompleks, perundingan tersebut belum bisa membuahkan hasil.

Kalaupun nantinya telah ada hasil dari perundingan di antara kedua negara, Dato' Sri Anifah tidak menjamin bahwa gesekan antara Indonesia dan Malaysia tidak akan terjadi di masa depan. Alasannya karena kedua negara bertetangga. Oleh karena itu, menjaga keharmonisan di antara kedua negara jauh lebih penting demi masa depan masyarakat Indonesia dan Malaysia. Hal itu terlebih karena antara Indonesia dan Malaysia telah lama terjalin hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme di bidang ekonomi melalui kehadiran tenaga kerja Indonesia (TKI).

Maksud dari saling menguntungkan adalah kehadiran TKI memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan Malaysia. Di sisi lain, kehadiran TKI di Malaysia membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan kesejahteraan warganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com