Jerusalem, Rabu
”Kini bukan saatnya bermain kata-kata karena jelas sekarang ini merupakan masa penantian akan pengadilan tentang PM kami dan pemerintah,” kata Naftali Bennett, Ketua Yesha.
Yesha adalah asosiasi utama para pemukim Yahudi di wilayah Palestina. Yesha lewat suratnya ke PM memberikan peringatan akan ada implikasi politis dan diplomatis jika PM mengingkari janjinya.
Janji yang dimaksud adalah pemulihan sementara pembangunan perumahan Yahudi di Tepi Barat selama 10 bulan, yang segera berakhir pada 26 September.
Pembangunan permukiman ditunda tahun lalu atas desakan AS dengan tujuan mengajak pihak Palestina bersedia berunding soal perdamaian.
Jajak pendapat di kalangan anggota kabinet PM Benjamin Netanyahu yang dirilis harian Israel, Maariv, Selasa lalu, menunjukkan, sebagian besar anggota, yakni 21 menteri, mendukung dimulainya lagi pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat pada akhir September nanti.
Hanya empat menteri yang berasal dari Partai Buruh mendukung terus dibekukan pembangunan permukiman Yahudi itu. Adapun empat menteri lainnya abstain.
Partai Yisrael Beiteinu (Israel Rumahku) pimpinan Avigdor Lieberman, Menlu Israel, mengancam akan mundur dari koalisi pemerintahan jika Netanyahu terus membekukan pembangunan permukiman pascaberakhirnya masa pembekuan sementara pembangunan.
Harian Yediot Aharonot juga mengungkapkan, Lieberman telah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa tidak ada lagi pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat meskipun hanya terbatas pasca-26 September nanti.
Lieberman adalah Yahudi keturunan Eropa Timur beraliran garis keras. Sama seperti Yahudi keturunan Eropa Timur lainnya serta keturunan Rusia, termasuk penentang keras berdirinya Palestina, atau status dua negara yang hidup berdampingan.