Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus 22 Turis Hongkong Dibajak di Manila

Kompas.com - 23/08/2010, 14:06 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Seorang mantan polisi yang frustrasi dan bersenjata senapan serbu membajak sebuah bus yang membawa lebih dari 20 wisatawan Hongkong, termasuk anak-anak, di Manila, Filipina, Senin (23/8/2010).

Pria bersenjata itu sudah membebaskan tujuh wisatawan, termasuk tiga anak dan seorang berusia lanjut dalam drama di dekat daerah wisata bersejarah di Manila itu yang disiarkan langsung di televisi nasional. Sejauh ini, tidak dilaporkan adanya penembakan, tetapi kebuntuan masih terjadi hingga Senin sore tanpa ada solusi. "Dia dipersenjatai dengan sebuah senapan serbu M-16," kata Direktur Polisi Metro Manila, Leocadio Santiago.

Polisi mengatakan, mereka sedang bernegosiasi dengan pria itu, seorang mantan polisi yang diidentifikasi sebagai Rolando Mendoza yang pecat tahun 2008 karena dituduh terlibat dalam kejahatan narkoba dan pemerasan. Mereka mengatakan, ia menghadang bus tersebut dalam upaya putus asa untuk bisa bekerja kembali.

Pihak berwenang Filipina mengatakan, 22 wisatawan asal Hongkong awalnya berada di atas bus itu, bersama seorang sopir lokal dan dua warga Filipina lainnya. Sebelumnya, polisi mengatakan, para wisatawan itu berasal Korea Selatan.

"Kami tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, kami sangat prihatin," kata Joseph Tung, Direktur Eksekutif Dewan Industri Perjalanan Hongkong. "Kami berharap rombongan tur itu dibebaskan secepatnya." Dia mengatakan, para wisatawan dalam bus itu berusia antara empat hingga 72 tahun. Mereka sedang dalam tur tiga hari dan dijadwalkan kembali ke Hongkong, Senin malam.

Tung mengatakan, dewan itu, yang mewakili sektor perjalanan Hongkong, tidak diberi tahu tentang adanya tuntutan uang tebusan untuk pembebasan para sandera. "Kami tidak mendengar hal seperti itu sejauh ini," katanya.

Susanna Lau, manajer umum tur operator Hong Thai yang mengatur perjalanan itu, mengatakan, pemandu wisata bersembunyi di belakang bus untuk melaporkan kejadian tersebut kepada rekan-rekannya melalui telepon. "Dia (pria bersenjata itu) ingin menggunakan kekuasaannya atas kelompok itu sebagai tawaran untuk negosiasinya (untuk mendapatkan pekerjaannya kembali)," kata Lau dalam konferensi pers di Hongkong.

Wakil Wali Kota Manila, Isko Moreno, mengatakan, selain orang-orang asing, tiga warga Filipina ada di atas bus, yaitu seorang sopir, fotografer, dan juru bahasa. Dia mengatakan, sebuah saluran telepon telah dipasang pada bus itu dan pihak berwenang sedang mencoba mencari keluarga tersangka agar terlibat dalam perundingan. "Kami berharap bahwa dia tidak mencederai para sandera," kata Moreno kepada televisi ANC.

Anak-anak terlihat mengintip dari tirai bus yang tertutup, sementara seorang negosiator polisi berkemeja oranye cerah perlahan-lahan pergi bolak-balik antara bus dan sebuah pos komando di dekatnya. Namun, tidak jelas apakah Mendoza telah melepaskan semua anak-anak di bus itu atau apakah masih yang disandera.

Bus itu diparkir di depan sebuah gelanggang pacuan kuda di Rizal Park, sebuah tempat tujuan wisata populer dan hanya beberapa blok dari markas polisi. Juru bicara polisi nasional, Agrimero Cruz, mengatakan, bus itu telah diisolasi dan pasukan komando ditempatkan di wilayah tersebut. Ia menambahkan, perundingan dengan pria bersenjata itu telah dimulai. "Negosiasi sedang berlangsung," kata Cruz kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com