Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kembali ke Irak jika Diperlukan

Kompas.com - 23/08/2010, 12:48 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Seorang komandan militer penting Amerika Serikat di Irak mengatakan, pasukan keamanan setempat siap menghadapi penarikan pasukan Amerika tahun depan. Namun, AS dapat kembali ke operasi tempur jika dibutuhkan.

Pentagon merencanakan untuk mengurangi jumlah tentara di Irak menjadi 50.000 personel pada 1 September—menurun dari 176.000 personel pada puncak pengerahannya setelah serangan 2003 untuk menjatuhkan Presiden Saddam Husein. Pasukan AS akan tinggal di Irak dalam peran memberi nasihat-melatih dan membantu hingga akhir tahun depan, kata Jenderal Raymond Odierno dalam satu wawancara yang disiarkan Minggu pada program "State of the Union" CNN.

"Tapi mereka pasti memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri dan  untuk melakukan operasi tempur jika itu perlu," kata Odierno, pemimpin arsitek pengerahan tentara 2007 di Irak.

Jenderal itu menyatakan, kekacauan telah ditumpas dan meskipun kekerasan terus terjadi, secara keseluruhan situasi keamanan di Irak membaik, bersama dengan kemampuan Irak untuk melidungi rakyat dan melakukan fungsi-fungsi pemerintah. Pasukan AS, bagaimanapun, dapat kembali ke peran tempur jika ada "kegagalan sepenuhnya pasukan keamanan" atau jika pembagian politik meretakkan pasukan keamanan Irak. "Tapi kami tidak melihat hal itu akan terjadi," tegas Odierno.

Pidato Obama

Presiden Barack Obama, yang saat berkampanye berjanji untuk mengakhiri perang Irak, merencanakan akan berpidato pekan depan mengenai pengurangan tentara AS di Irak, kata seorang pejabat pemerintah. Pidato itu akan disampaikan setelah kepulangannya dari Pulau Martha’s Vineyard di Massachussetts, tempat ia sedang liburan dengan keluarganya.

Ditanya apakah pasukan Irak akan cukup (mampu) untuk memungkinkan semua tentara AS pergi pada akhir 2011, Jendral Odierno menjawab, "Penilaian saya sekarang ini, mereka akan cukup."

Berbicara pada program "Face the Nation" di CBS, Odierno mengatakan militer Irak sekarang mampu memberikan keamanan di dalam negeri meskipun itu akan terus memerlukan bantuan dari pasukan AS untuk pelatihan dan logistik.

Bagaimanapun, ia mengakui bahwa pasukan AS mungkin akan berada di Irak melewati akhir tahun depan yang direncanakan untuk pembangunan mereka.

Menanggapi komentar kepala staf Pasukan Gabungan Irak, Letnan Jenderal Zabari, yang mengatakan bahwa militer AS harus tetap di Irak sampai 2020, Odierno mengatakan hal itu bergantung pada kehadiran seperti apa yang mereka inginkan. "Jika Pemerintah Irak minta semacam bantuan teknik dalam sistem lapangan yang memungkinkan mereka untuk terus melindungi diri mereka dari ancaman luar, kami dapat berada di sini," katanya.

Odierno menyatakan, AS memiliki perjanjian keamanan dengan Arab Saudi dan Mesir. "Jika itulah yang kita bicarakan (di Irak), kami dapat berada di sana melewati 2011," katanya.

Ketika ditanya apakah ada kekhawatiran prospek Irak tergelincir ke dalam kediktatoran militer, Odierno mengatakan pada CBS, "Itu tidak. Rakyat (di Irak) ingin dilibatkan dalam proses demokratis. Mereka ingin memilih pemimpin mereka."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com