Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manning, Si Pembocor Data, Ditahan

Kompas.com - 19/08/2010, 09:46 WIB

KOMPAS.com - Serdadu Bradley Manning (22) asal kota kecil Potomac, Maryland, AS, kembali menggemparkan publik di AS ataupun di kancah internasional.

Pada Mei lalu Manning ditahan menyusul tuduhan mengirimkan kaset video kepada situs Wikileaks yang berisi gambar penggempuran helikopter tempur Apache AS terhadap sebuah sasaran di Baghdad pada 12 Juli 2007. Penggempuran itu cukup fatal karena menewaskan fotografer kantor berita Reuters dan beberapa orang lain.

Pada Juni lalu Pentagon mengungkapkan tengah menyelidiki kemungkinan Manning menyembunyikan sejumlah kaset video dan 260.000 teleks diplomatik sangat rahasia.

Namun, sebulan kemudian, yakni pengujung Juli lalu, Manning justru membuat pejabat dan publik AS lebih terperangah. Ada dugaan kuat, ia juga berperan di balik bocornya sekitar 92.000 dokumen rahasia tentang perang Afganistan. Puluhan ribu dokumen rahasia itu telah dirilis situs Wikileaks hari Minggu (25/7) pekan lalu.

Dugaan kuat bahwa Manning di balik bocornya dokumen rahasia itu lantaran jasa seorang wartawan dan juga mantan hacker internet Adrian Lamo yang bermukim di California, AS.

Manning suatu hari pada Mei lalu mengungkapkan kepada Adrian Lamo melalui dialog internet bahwa ia suatu saat akan membongkar hakikat perang di Afganistan. Manning saat itu juga mengaku telah menyimpan 260.000 teleks rahasia dinas intelijen AS dan telah dikirim ke Wikileaks melalui internet.

Lamo lalu segera menyerahkan hasil dialog dengan Manning itu kepada dinas intelijen militer AS karena khawatir informasi rahasia yang ada pada Manning tersebut membahayakan pasukan AS jika dirilis ke publik. Pada hari berikutnya dinas intelijen militer AS menangkap Manning yang baru bergabung dengan militer AS pada Oktober 2007.

Lamo mengungkapkan kepada CNN bahwa dirinya telah mendapat ancaman pembunuhan melalui akun Facebook dan Twitter-nya karena membongkar peran Manning.

Manning kini menghadapi sedikitnya delapan tuduhan pidana, tetapi tetap dalam status tahanan sehingga hakim militer menjatuhkan vonis terkait tuduhan pidana itu. Manning diberitakan telah dipindahkan dari kamp tahanan militer AS di Arifjan, Kuwait, ke pangkalan militer di Virginia, AS.

Mantan Direktur CIA Michael Hayden mengatakan, ”Manning menempati posisi tidak tinggi dalam struktural militer AS.” Menurut Hayden, jika benar Manning ada di balik bocornya dokumen rahasia militer AS, cukup alasan untuk mendakwanya karena ada bahaya akibat penyebaran dokumen rahasia itu.

Tindakannya didukung Kemampuan Manning membocorkan dokumen rahasia itu, kemungkinan terjadi karena sebelumnya dia dipercaya bertugas di bagian fasilitas informasi sensitif atau SCIF di Baghdad. Ia memiliki izin memegang dokumen sangat rahasia menyangkut operasi pasukan AS di tempat-tempat sensitif seperti di Irak dan Afganistan.

Itulah yang membuat Manning bisa membocorkan dokumen rahasia hingga sebanyak puluhan ribu dokumen kepada situs Wikileaks.

Meskipun ada bukti cukup kuat menyangkut tuduhan terhadap Manning, pihak intelijen militer AS tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut serta dengan Manning.

Harian The New York Times mengungkapkan, mungkin sejumlah mahasiswa di Universitas Boston dan Institut Teknologi Massachusetts (MIT) ikut membantu Bradley Manning mencapai situs Wikileaks.

Tidak diketahui pasti latar belakang alasan Manning berbuat demikian. Manning tidak dikenal menganut ideologi radikal. Namun, Manning yang berasal dari pasangan keluarga bercerai dikenal berperilaku buruk sejak masa di bangku sekolah.

Selama di bangku sekolah, Manning hanya berada di tingkat rata-rata alias tidak istimewa. Ia dikenal kurang disiplin dan cenderung berperilaku buruk.

Lepas dari perilaku buruk yang dituduhkan kepadanya, situs CNN memunculkan tulisan yang memperlihatkan dukungan para aktivis terhadap tindakannya. ”Jika benar dia yang membocorkan, kami malah mendukungnya,” kata Medea Benjamin, pendiri kelompok antiperang, Code Pink. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com