Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Dukung Komisi Kejahatan Perang PBB

Kompas.com - 18/08/2010, 20:18 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden AS Barack Obama memutuskan mendukung pembentukan komite penyelidikan PBB atas tuduhan kejahatan perang pemerintah Myanmar, demikian dilaporkan surat kabar Washington Post.

Mengutip beberapa pejabat AS, yang berbicara dengan syarat tak disebut namanya, surat kabar itu mengatakan, Gedung Putih akan mendukung pembentukan komisi penyelidikan PBB dan juga mempertimbangkan sanksi-sanksi ketat.

Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia (HAM) di Burma menyerukan penyelidikan tersebut, yang akan memeriksa tuduhan bahwa junta Myanmar, yang dipimpin Jenderal Than Shwe, melakukan penumpasan berdarah para pemberontak etnis dan pembangkang.

"Apa yang penting di sini adalah bahwa ini tidak ditujukan kepada orang Burma, tapi pada pemimpinnya, terutama Than Shwe," kata seorang pejabat senior Pemerintah AS yang tak disebut namanya kepada Post.

Pemerintah Obama saat mengambil alih kekuasaan berharap bisa mendekati Myanmar dan mengirimkan utusan-utusan tingkat tinggi ke negara itu untuk melakukan pembicaraan.

Namun, rezim negara itu gagal menanggapi dan justru mengenakan pembatasan-pembatasan keras untuk kampanyenya menjelang pemilihan mendatang.

"Tidak ada hasil yang positif tentang demokrasi dan HAM di dalam pendekatan diplomatik kami," kata pejabat pemerintah kedua kepada Post.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan, keputusan pemerintah untuk mendukung penyelidikan HAM adalah langkah sangat cerdas.

"Sejauh ini kalangan elite militer Burma percaya bahwa strategi pemimpin mereka menentang rakyatnya dan dunia adalah kerja mereka sendiri, mereka akan terus menolak kompromi politik di dalam negeri dan keterlibatan dengan AS," kata Tom Malinowski dari Human Rights Watch (HRW) kepada surat kabar itu.

Komisi penyelidikan akan dibentuk langsung Sekjen PBB Ban Ki-moon atau oleh Dewan Keamanan, meskipun China tampaknya akan memveto penyelidikan itu.

Malinowski mengatakan kepada surat kabar itu, dukungan AS terhadap penyelidikan tampaknya tidak akan berpengaruh pada Than Shwe, tetapi akan berpengaruh kepada para anggota muda junta.

"Adalah seluruh generasi elite militer di Burma yang akan membuat pilihan dalam beberapa tahun mendatang. Ini tujuan mereka," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com