Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Ekspor Kakao Naik 34,49 Persen

Kompas.com - 15/08/2010, 18:49 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Nilai ekspor kakao Sumatera Utara pada semester I tahun 2010 tetap naik 34,49 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau mencapai 81,85 juta dolar AS, ditengah keluhan pengusaha tentang bea keluar yang mulai diberlakukan pemerintah sejak April 2010.

"Meski pada Juni nilai ekspor sempat turun 57,11 persen dibandingkan posisi Mei yang senilai 10,89 juta dolar AS, tetapi secara total devisa dari golongan barang itu naik cukup besar atau naik 34,49 persen ditengah adanya keluhan BK (bea keluar)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Alimuddin Sidabalok, Minggu (15/8/2010).

Selain ke Amerika Serikat, ekspor kakao Sumut juga banyak ke Malaysia, Singapura dan Eropa.

Mengutip kata eksportir, hingga akhir tahun 2010 nilai devisa kakao semakin lebih besar ketimbang tahun lalu menyusul banyaknya permintaan dan tren harga yag menguat.

Eksportir kakao Sumut, Suryo Pranoto mengakui permintaan dan harga yang membaik itu menyusul krisis global yang semakin bisa diatasi negara-negara konsumen.

"Harusnya nilai ekspor kakao Sumut itu bisa lebih besar kalau BK ditiadakan," kata Presdir PT Sarimakmur Tunggal Mandiri, perusahaan ekspor berbagai komoditas itu.

Dengan adanya BK, eksportir terpaksa membatasi ekspor kakao meski permintaan dari luar negeri tren meningkat dengan harga jual 2,9-3,0 dolar AS per kg.

Pembatasan itu terjadi karena pengusaha harus menghitung-hitung untung rugi mengekspor kakao, meski permintaan tinggi dengan harga jual yang bagus.

Belum lagi, eksportir harus memperhitungkan diskonto (potongan) yang tetap dibebankan importir atas kakao yang diekspor pengusaha.

Sesuai aturan Menteri Keuangan No 67 tahun 2010 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar, ekspor biji kakao dikenakan BK secara progresif mulai 1 April 2010.

Dalam aturan tersebut, semakin tinggi harga kakao maka semakin tinggi BK, yang harus dibayar eksportir.

Dia juga mengakui, dengan beban BK eksportir juga terpaksa menekan harga jual ke pedagang pengumpul maupun petani.

"Mudah-mudahan saja, harga ekspor tetap membaik dan permintaan stabil sehingga perdagangan tidak terganggu," kata Suryo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com