Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fajar Kemakmuran Demokratis

Kompas.com - 12/08/2010, 09:13 WIB
Oleh: Pascal S Bin Saju

KOMPAS.com - Setelah menang pemilu putaran kedua melawan mantan Wali Kota Bogota Antanas Mockus pada 20 Juni, Juan Manuel Santos (59) dilantik sebagai Presiden Kolombia pada Sabtu, 7 Agustus 2010. Ia menggantikan Alvaro Uribe yang dibenci Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Ekuador Rafael Correa.

Jika Uribe dimusuhi, Santos juga sempat dibenci Correa dan Chavez. Santos mengatakan, ia dan Chavez seperti ”air dan minyak”. Tetapi, kini ia didekati Chavez dan Correa. Mereka sepakat untuk memperbaiki hubungan. Mereka bertemu pada 10 Agustus 2010 di Santa Marta, kota pelabuhan di tepi Laut Karibia.

Santos menerima ucapan ”selamat” dari Correa seusai pelantikan. Sosok ayah tiga anak ini tegas, menarik, sejuk, dan lebih moderat dibandingkan dengan pendahulunya. Ia menjadi tumpuan harapan bagi terciptanya perdamaian di Amerika Latin, dan komunitas Andean khususnya.

Kekuasaan bukan medan asing bagi Santos. Ia datang dari keluarga penguasa, wartawan, dan bagian dari deretan panjang keluarga tradisional Kolombia. Kakeknya, Eduardo Santos, adalah Presiden Kolombia pada 1938-1942 dan pendiri koran El Tiempo.

Ayahnya, Santos Enrique Castillo, adalah editor El Tiempo selama 50 tahun. Sepupunya, Francisco Santos, adalah wakil presiden pada masa Uribe. Adapun Santos adalah ekonom, wartawan, dan politisi.

Setelah meraih gelar sarjana tahun 1972 ia bergabung dengan Federasi Petani Kopi Nasional selama sekitar sembilan tahun. Selama beberapa periode ia menjadi pemimpin federasi itu di London.

Tahun 1981 Santos kembali ke Bogota dan menjadi wartawan. Ia menjadi Wakil Direktur El Tiempo. Tahun 1985, bersama adiknya, Enrique, ia meraih hadiah jurnalisme dari Raja Spanyol atas reportase tentang Nikaragua. Ia juga menjadi Wakil Ketua Komisi Kebebasan Pers Masyarakat Interamerika hingga 1991.

Karier politik Perjalanan karier politiknya sebelum meraih kemenangan dalam pemilu presiden pada 20 Juni dimulai tahun 1991. Ketika itu Presiden Cecar Gaviria mengangkatnya sebagai Menteri Perdagangan Luar Negeri.

Sejak itu kariernya di bidang pemerintahan dan partai politik terus berkibar. Ia menduduki sejumlah pos penting, seperti Menteri Keuangan dan Kredit Publik pada era Presiden Andrés Pastrana pada tahun 2000. Pada 2006, saat Uribe menjadi presiden, ia menjadi menteri pertahanan.

Ketika menjabat menteri pertahanan inilah namanya semakin populer, bukan hanya di negerinya, melainkan sampai kawasan Amerika Latin, Amerika Serikat, dan Eropa. Sikap tegasnya, didukung Uribe, untuk berperang melawan pemberontak sayap kiri dan kartel narkoba membuat dia kian dikenal.

Tahun 2008 ialah saat penuh kontroversi untuk Santos. Pada Maret ia memimpin penyerangan ke kamp Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (Forces Armées Révolutionnaires de Colombie/ FARC). Militer AU Kolombia mengebom kamp, menewaskan pemimpin senior FARC, Raul Reyes, dan 25 orang lain, termasuk seorang warga Ekuador.

Suami dari María Clemencia Rodríguez ini dipuji Bogota sebagai ”pahlawan” meski dicaci-maki Quito, karena kamp FARC terletak dalam teritorial Ekuador, sekitar 1,8 kilometer dari perbatasan kedua negara.

Ia juga menjadi sasaran cercaan Correa. Quito melalui Correa mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Bogota. Pengadilan Ekuador kala itu sampai menerbitkan surat perintah penangkapan Santos karena dianggap sebagai ”auktor intelektualis” serangan tersebut.

Santos juga memimpin operasi ”Checkmate”, 2 Juli 2008. Ia dan timnya membebaskan Inggrid Betancourt, mantan calon presiden Kolombia dengan kewarganegaraan ganda, Perancis dan Kolombia, yang ditawan FARC selama enam tahun.

Kontroversial Pada November 2008 Santos membuat kekeliruan. Militer Kolombia diguncang skandal. Akibat kebijakannya, beberapa pejabat senior militer dituduh melakukan pembunuhan ekstrayudisial terhadap warga sipil, hingga membuat panglima militer mundur.

Bagi sejumlah pengamat, Santos dinilai sebagai sosok kontroversial. Selain karena kasus itu, juga karena ia menandatangani perjanjian kerja sama basis militer AS di Kolombia. Di Karakas, Chavez menuding kerja sama tersebut sebagai strategi melumpuhkan negaranya. Namun, Santos juga dinilai Chavez dan Correa sebagai figur yang baik.

Pada pidato pengukuhannya Santos mengatakan, agenda utamanya adalah memperbaiki hubungan diplomatik dengan Venezuela dan Ekuador. Tak ada ”perang” dalam kamusnya. Pernyataannya ini untuk menampik Chavez yang menduga Kolombia berniat menyerang Venzuela.

Ia juga berjanji mengatasi masalah utama di Kolombia. Santos bersumpah melanjutkan tekanan terhadap pemberontak sayap kiri FARC, dan pendekatan probisnis yang telah meningkatkan investasi asing lima kali lipat sejak 2002.

Pemerintahan Santos akan berusaha keras mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta memerangi korupsi. Ia mengatakan, karya pendahulunya, Uribe, telah membuka jalan bagi ”sebuah fajar baru untuk Kolombia”.

Meski demikian, ia menegaskan, kini saatnya negara meninggalkan kebijakan Uribe tentang ”keamanan demokratis”. Negara di bawah pemerintahannya akan menerapkan kebijakan baru, yakni ”kemakmuran demokratis” untuk bangsa yang berpenduduk 44 juta orang itu.

Ia ingin menciptakan 2,4 juta lapangan kerja di sektor formal pada 2014 dan mengurangi pengangguran hingga satu digit dari tingkat pengangguran kini yang 12 persen. Dua per lima penduduk Kolombia hidup dengan kurang dari 2 dollar AS per hari, dan lebih dari dua juta warga mengungsi akibat kekerasan.

Terkait dengan keamanan dalam negeri, ia ingin melanjutkan kebijakan Uribe. Santos tetap membuka dialog meski menyerukan agar para kepala pasukan keamanan semakin maju, ”tidak selangkah pun mundur” melawan FARC dan kartel narkoba. (AFP/AP/REUTERS/BBC)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com