Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fiji Ingin Bersekutu dengan China

Kompas.com - 11/08/2010, 13:14 WIB

SUVA, KOMPAS.com — Pemimpin militer Fiji, Vorge  Bainimarama, ingin melepaskan hubungan tradisional dengan Australia, Seladia Baru, dan Amerika Serikat kemudian membawa negara kepulauan di Pasifik itu bersekutu dengan China, kata sebuah berita, Rabu (11/8/2010).

Berbicara di laman internet Fijivillage dalam kunjungan ke China, perdana menteri itu mengatakan China adalah sebuah negara yang memahami reformasi-reformasi yang ia laksanakan.

Bainimarama bertikai dengan tetangga-tetangganya sejak merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2006. Keanggotaan Fiji dalam Forum Kepulauan Pasifik yang beranggotakan 16 negara itu dan Persemakmuaran ditangguhkan. Selain itu, Fiji juga dikenai sanksi-sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Bainimarama mengatakan, ia tetap bersedia menjalin hubungan perdagangan dengan Australia dan Selandia baru, tetapi dalam bidang politik ia merasa lebih cocok bergabung dengan China. "China adalah satu-satunya negara yang dapat membantu Fiji dalam program reformasinya karena jalan yang ditempuh Fiji dipahami China. Mereka melihatnya dari luar. Apa yang mereka ingin lakukan, akan mereka laksanakan," katanya di laman internet itu.

"Saya kira kami perlu melupakan Forum (Pasifik), tentang Australia dan Selandia Baru. Biarlah hubungan perdagangan tetap dipertahankan tetapi lepaskan hubungan politik."

Bainimarama mengatakan, Fiji perlu mengambil keuntungan dari "pemahaman" China atas kebijakannya untuk mengetahui apa yang Beijing dapat bantu bagi pembangunan Fiji. "Kami memerlukan  prasarana, kami membutuhkan air, kami membutuhkan listrik. Australia dan Selandia Baru dan Amerika Serikat,  tidak memberikan bantuan itu. Kami baru tahu sekarang bahwa kebijakan-kebijakan mereka terhadap kami jadi kami akan meninggalkan negara-negara ini."

Menyangkut pembatalan konstitusi, pembubaran pengadilan, pengawasan ketat terhadap media massa, ia mengatakan ia ingin mereformasi sistem pemilu dan membuat konstitusi baru sebelum kembali ke demokrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com