Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disita, 30.000 Senjata Sisa Perang Sudan

Kompas.com - 07/08/2010, 05:19 WIB

JUBA, KOMPAS.com — Tentara Sudan Selatan (SPLA) menyita sekitar 30.000 senjata tidak sah di wilayah semiotonomi itu, tetapi puluhan ribu lagi masih di tangan warga sipil, Jumat (6/8/2010).

Juru bicara SPLA Malaak Ayuen Ajok menyebutkan, banyak dari senjata itu merupakan peninggalan perang saudara dua dasawarsa lamanya di Sudan, yang berakhir dengan perjanjian damai pada 2005.

Beberapa pengamat mengatakan, berlimpahannya senjata itu dapat memicu kekerasan menjelang referendum kemerdekaan pada Januari mendatang.

"Dari 30.000 senjata itu, sekitar separuhnya telah diserahkan secara sukarela dari penduduk, yang lain disita setelah konflik antarsuku dan serangan ternak," kata Malaak Ayuen Ajok.

Puluhan ribu senjata masih beredar luas. Ada banyak juga tipe senjata. Suku-suku di Sudan selatan sering berperang karena ternak dan persaingan etnik telah meningkat dengan adanya senjata sejak perdamaian yang diperantarai itu.

Sedikinya 2.500 orang tewas dalam kekerasan suku sejak awal tahun lalu. Ajok mengatakan, senjata tidak sah terus mengalir ke Sudan selatan, khususnya dari Sudan utara, dan militer akan memperlambat aliran itu.

Sebagian besar pengamat politik, yakin orang-orang selatan, akan memilih merdeka pada referendum 9 Januari setelah memerangi utara kadang-kadang sejak 1955 karena masalah minyak, agama, keetnikan, dan ideologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com