Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Hina Khomeini, Bos Media Dibui

Kompas.com - 29/07/2010, 01:39 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menjatuhkan hukuman penjara 11 bulan pada penerbit sebuah harian reformis yang dilarang atas tuduhan menyebarkan propaganda menentang pemerintah Islam dan mengobarkan kerusuhan, kata kantor berita ISNA, Rabu (28/7/2010).

Surat kabar Seda-ye Edalat (Suara Keadilan) ditutup pada Juli 2009, beberapa pekan setelah pemilihan presiden Iran yang dipersoalkan, karena dianggap "menghina pendiri republik Islam", almarhum Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Pengadilan pidana Teheran menghukum lima bulan penjara terhadap Mostafa Kazzazi karena propaganda menentang pemerintah dan enam bulan penjara karena memfitnah republik Islam dan mendorong rakyat bertindak melawan keamanan.

Putusan itu diumumkan beberapa bulan setelah persidangan yang dimulai pada Maret. Vonis tersebut disampaikan in absentia dan masih bisa dibanding.

Pemerintah Iran menindak media dan wartawan sejak terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden pada Juni 2009, dalam pemilihan yang dianggap curang oleh oposisi yang kemudian menyulut protes di jalan. Puluhan wartawan ditahan dan sejumlah surat kabar ternama yang dekat dengan oposisi, ditutup.

Iran dilanda pergolakan besar setelah pemilihan umum tahun lalu yang disengketakan. Ratusan reformis ditahan dan diadili dalam penumpasan terhadap oposisi pro-reformasi setelah pemilihan umum presiden 12 Juni lalu, disusul kerusuhan terbesar dalam kurun waktu 31 tahun.

Dua calon presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, mantan ketua parlemen yang berhaluan reformis, bersikeras bahwa pemilihan Juni itu dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.

Meski ada larangan protes dan penindakan tegas dilakukan oleh aparat keamanan, para pendukung oposisi berulang kali memanfaatkan acara-acara umum untuk turun ke jalan.

Delapan orang tewas dan ratusan pendukung oposisi ditangkap dalam demonstrasi paling akhir pada 27 Desember, ketika ribuan pendukung oposisi melakukan pawai semacam itu.

Sejumlah reformis senior, aktivis, wartawan dan yang lain yang ditangkap setelah pemilu Juni itu dikabarkan masih berada di dalam penjara dan beberapa telah disidangkan atas tuduhan mengobarkan kerusuhan di jalan. Oposisi mengecam persidangan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com