London, Selasa -
Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei online yang dilakukan Universitas Staffordshire di Inggris. Mereka menanyakan masalah ini kepada 2.000 suporter, yang hasilnya hanya 7 persen yang menolak pemain homoseksual yang bermain di kompetisi Liga Primer.
”Hasil ini sangat mengejutkan. Semula kami berpikir, akan banyak orang yang menolak, tetapi kenyataannya mereka bisa menerima,” kata pakar budaya, media, dan olahraga, Profesor Ellis Cashmore, yang memprakarsai survei ini bersama dosen Sosiologi, Jamie Cleland.
Menurut Cashmore, selama ini masalah homoseksual masih menjadi masalah yang tabu. Banyak pemain homoseksual yang dikucilkan atau ada juga yang sengaja mengucilkan diri karena takut diketahui.
Pada liga sepak bola profesional di Inggris pernah diketahui satu pemain yang punya orientasi seksual sejenis dengan laki-laki atau homoseksual.
Pemain itu adalah pemain Inggris, Justin Fashanu. Ketika masih aktif bermain, Fashanu mengaku kepada publik bahwa dia homoseksual. Namun, Fashanu akhirnya diketahui tewas pada 1998 karena bunuh diri. Ketika itu usianya 37 tahun.
Tidak hanya di olahraga sepak bola, di cabang olahraga lain pun atlet homoseksual cenderung berupaya menyimpan rapat-rapat rahasia orientasi seksualnya.
Kapten tim rugby Wales, Gareth Thomas, baru mengeluarkan pernyataan terbuka di surat kabar akhir tahun lalu. ”Ini sangat berat bagi saya mengakui sesuatu yang masih menjadi tabu,” ujar Thomas.
Namun, pernyataan terbuka Thomas mendapat dukungan simpati dari mantan pemain basket NBA dari Inggris, John Amaechi. Amaechi merupakan seorang homoseksual. Dia juga telah menyampaikan pernyataan terbuka pada 2007 bersamaan dengan pengumuman pensiunnya dari basket.
Saat itu, Amaechi juga mengingatkan homofobia masih terus berlangsung di dunia olahraga.