Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Siap Bantu Serbia-Kosovo

Kompas.com - 23/07/2010, 16:47 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com - Uni Eropa mendesak Serbia dan Kosovo memperbaiki hubungan untuk membantu peluang mereka bergabung dalam blok itu, setelah Mahkamah Internsional memutuskan bahwa pemisahan diri Kosovo dari Serbia adalah sah, Kamis (23/7/2010).      Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (EU) Catherine Ashton mengatakan blok itu siap membantu Beograd dan Pristina melakukan dialog. "EU... siap membantu satu proses dialog antara Pristina dan Beograd. Dialog ini akan dapat meningkatkan kerja sama, mencapai kemajuan dalam menuju Uni Eropa dan memperbaiki kehidupan rakyat," katanya dalam sebuah pernyataan.      Baik Serbia maupun Kosovo berharap pada satu saat dapat bergabung dengan EU tetapi bertahun-tahun menghadapi reformasi yang sulit  sebelum mereka siap untuk tujuan itu. Rekonsiliasi antara mereka sangat penting, kata Ashton.      "Hubungan bertetangga yang baik, kerja sama regional dan dialog adalah landasan-landasan di mana EU bangunkan," katanya.      Serbia kehilangan kekuasaannya atas Kosovo tahun 1999 ketika pengeboman pesawat-pesawat NATO selama 78 hari yang mengakhir perang dua tahun antara Serbia dan etnik Albania Kosovo, dan wilayah itu berada di bawah pemerintah PBB dan satu gencatan senjata yang diawasi NATO.      Pada 2008 Kosovo mengumumkan kemerdekaan, yang memicu Beograd mengusahakan satu keputusan pada Mahkamah Internasional (ICJ) yang berpusat di Den Haag, Belanda menyangkut legalitas tindakan itu.      Dengan keluarnya keputusan itu, kata para pengamat, Serbia harus memusatkan perhatian pada usaha memperbaiki hubugan dengan tetangga-tetangganya, walaupun reaksi awal Beograd menentang tindakan Kosovo itu. Beograd tetap menolak mengakui Kosovo.      Beograd sudah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan EU tetapi usahanya terhambat  karena ditentang sejumlah pemerintah EU, khawatir akan usaha-usahanya untuk melepaskan hubungan dengan aksi kekerasannya di masa lalu,      Negara itu dapat menjalin hubungan lebih erat dengan EU dalam bulan-bulan belakangan ini ketika pengadilan kejahatan perang PBB untuk bekas Yugoslavia  mengatakan kerja sama Beograd dengan tim penyelidiknya membaik.      Tetapi para diplomat EU mengatakan Serbia harus melakukan lebih banyak usaha untuk memburu buron-buron yang diduga penjahat perang dan   bisa mendapat penentangan lagi dari sejumlah anggota EU jika negara itu gagal menjalin dialog dengan Kosovo.      Menteri Luar Negeri Serbia Vuk Jeremic mengatakan Beograd akan terus berusaha memenuhi harapan-harapan EU. "Menjadi anggota Uni Eropa adalah satu tujuan strategis dan kami tidak akan menyerah," katanya di Den Haag.      Kemajuan mungkin tergantung pada pengakuan terhadap Kosovo, kata para pengamat. "Pada akhirnya ... demi stabilitas di Balkan barat, Serbia harus mengakui Kosovo dan tidak menghambat aksesnya pada EU, PBB dan institusi-institusi multilateral lainnya," kata Sabine Freizer dari Kelompok Krisis Internasional.      Kosovo belum mengajukan permohanan untuk menjadi anggota EU, kata para diplomat EU, tetapi akan menerima jutaan euro dari blok itu  untuk membantu persiapannya.      Hampir 70 negara mengakui kemerdekaan Kosovo sejak tahun 2008 tetapi hanya sedikit pemerintah-pemerintah EU yang masih menolak.      Sekitar dua juta warga Albania dan 120.000 warga Serbia tinggal di provinsi itu, terganggu oleh korupsi, kejahatan, dan norma hukum yang buruk.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com