Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Chanthu Masuki Daratan China

Kompas.com - 21/07/2010, 19:52 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — China selatan menghadapi topan kuat kedua dalam kurang dari satu pekan, sementara jumlah korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor akibat hujan lebat mencapai 700 dan ratusan orang lagi dilaporkan hilang.

Topan tropis Chanthu diperkirakan memasuki daratan di provinsi Guangdong dan Hainan pada Kamis, dan mungkin bertambah kuat sewaktu melewati Laut China Selatan. Pemerintah telah menyarankan rakyat agar tidak keluar rumah, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.

Topan Conson menerjang pulau Hainan pekan lalu, dan menewaskan dua orang, sebelum menuju Vietnam.

Kebanyakan wilayah China tengah dan selatan telah dilanda banjir dan tanah longsor setelah beberapa pekan hujan lebat.

"Sedikitnya 701 orang telah tewas sejak awal tahun ini akibat hujan lebat, dan sebanyak 347 orang lagi hilang," demikian keterangan pemerintah, Rabu (21/7/2010).

Besarnya kerusakan, sementara hujan diramalkan masih akan mengguyur negeri tersebut, telah meningkatkan kekhawatiran mengenai bencana besar lain seperti yang terjadi akibat meluapnya air Sungai Yangtze pada 1998. Namun Kiu Ning, Wakil Menteri Urusan Sumber Daya Air, mengatakan itu tak boleh terjadi.

China jauh lebih siap sekarang dibandingkan pada 1998, ketika lebih dari 4.000 orang tewas dan volume air secara keseluruhan tidak setinggi pada 1998 meskipun air di sebagian sungai telah naik di atas puncak air pada tahun itu.

"Permukaan air di bagian tengah dan hilir sungai sebenarnya satu meter lebih rendah dibandingkan dengan pada 1998, meskipun di sebagian tempat dan danau mendekati atau telah melampaui batas bahaya," katanya pada suatu taklimat mengenai upaya untuk menanggulangi banjir.

"Namun, permukaan air pada 1998 di seluruh Sungai Yangtze melampaui batas peringatan banjir, yang berlangsung selama lebih dari 30 hari," katanya.

"Sejak itu, saluran air telah ditingkatkan dan bendungan raksasa Tiga Ngarai telah selesai dibangun. Hanya beberapa saluran air telah meluap, tidak seperti pada 1998, ketika ribuan saluran air meluap," kata Liu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com