Obama-Abdullah Bahas Perdamaian Timteng

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden AS Barack Obama, Selasa (29/6/2010), menyambut Raja Abdullah di Gedung Putih, pada saat dia berusaha menghidupkan kembali upaya perdamaian Timur Tengah dan menggerakkan tekanan terhadap Iran berkaitan dengan program nuklirnya.

Pertemuan tersebut tampaknya juga akan difokuskan pada kebijakan AS di Afganistan, menyusul dicopotnya Panglima Stanley McCrystal dan upaya-upaya keamanan nasional masing-masing, termasuk kampanye untuk memerangi Al Qaeda.

Abdullah (86) berada di Gedung Putih sepekan sebelum Obama menyambut PM Israel Benjamin Netanyahu, setelah keputusan Israel mengizinkan masuknya beberapa barang sipil ke Gaza.

Abdullah dan Obama bertemu setahun lalu di Riyadh, sehari sebelum pemimpin AS itu menyampaikan pidato yang bersejarah terhadap umat Muslim sedunia, pada saat Washington berupaya membujuk Israel keluar dari dunia Arab untuk kemajuan gerakan perdamaian.

Obama melakukan santap siang dengan raja di Gedung Putih sebelum beranjak ke Kantor Oval untuk melakukan pembicaraan dengan tamunya.

Para analis mengatakan, Saudi berminat untuk membahas mengenai sanksi nuklir baru yang dipelopori AS terhadap Iran, proses perdamaian Timur Tengah, dan persoalan Afganistan.

Kedua pihak juga menyetujui tentang kesepakatan senjata untuk membangun kemampuan pertahanan Riyadh terhadap ancaman Iran, termasuk pengajuan yang lama ditunda untuk pengadaan 72 pesawat tempur F-15 Eagle, menurut sumber Kementerian Pertahanan.

Saudi telah lama terlibat dalam upaya mewujudkan kesepakatan perdamaian Palestina-Israel untuk mengurangi ketegangan-ketegangan di kawasan itu, termasuk ancaman dari saingannya Iran.