Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Kerja Sama Pariwisata RI-Maroko?

Kompas.com - 28/06/2010, 17:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko, Sjachwien Adenan menyatakan Indonesia dan Maroko memiliki potensi besar untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang pariwisata. "Indonesia dan Maroko memiliki perjanjian bebas visa untuk pelancong dari masing-masing negara," kata Sjachwien di Jakarta, Senin (28/6/2010).

Ia juga menjelaskan bahwa letak Maroko dengan Spanyol yang hanya dipisahkan oleh Selat Giblaltar, bisa menjadi alternatif wisata dan  pintu masuk ke benua Eropa. "Perjalanan udara dari kota wisata Maroko, Casablanca, ke Madrid cuma satu jam penerbangan, atau ke Paris atau Amsterdam hanya memakan dua-tiga jam. Ini bisa dijadikan sebagai pintu masuk untuk Eropa," ujarnya.

Sjachwien menambahkan Maroko telah memanfaatkan momentum Piala Dunia Afrika Selatan 2010 dengan membangun bandar udara di Casablanca sebagai hub atau penghubung antara Afrika dengan Eropa.

Pada 2008, Qatar Airlines telah membuka jalur penerbangan antara Casablanca dan Denpasar dengan transit di Doha. "Ini seharusnya diperhatikan, karena dengan adanya fasilitas tersebut, tidak hanya memajukan kedua kota tersebut tetapi juga diharapkan berpengaruh kepada kawasan di sekitarnya," katanya.

Menurut Sjachwien, Indonesia mendapatkan perjanjian bebas visa dengan Kerajaan Maroko, karena hasil timbal balik dukungan pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan Maroko.

"Pada 1960, Raja Mohammed V berjanji akan memenuhi satu permintaan Presiden Soekarno saat berkunjung ke Rabat, dan Bung Karno hanya meminta pembebasan visa bagi warga Indonesia bila berkunjung ke Maroko," kata Sjachwien.

Tetapi ia juga memaparkan hambatan dari hubungan bilateral tersebut, diantaranya bahasa, yang mayoritas orang Maroko berbahasa Arab dan Perancis, dan jaraknya yang jauh.

Selain itu, kebijakan pemerintah masih belum memprioritaskan negara-negara di Afrika. "Saya juga sudah melaporkan akan potensi pariwisata ke Kementerian Budaya dan Pariwisata, namun kurang mendapat tanggapan," kata Sjachwien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com