Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekstrem Kanan Cengangkan Pemilih

Kompas.com - 12/06/2010, 03:44 WIB

amsterdam, jumat - Terobosan pemilu yang dibuat partai ekstrem kanan, Partai Kebebasan atau PVV, mencengangkan warga Belanda. Partai pimpinan Geert Wilders itu menempati urutan ketiga dengan perolehan 24 kursi dan bisa menjadi bagian dari pemerintahan koalisi.

”Tidak seorang pun di Den Haag yang bisa melampaui PVV lagi. Kami ingin menjadi bagian dari pemerintahan baru,” kata Wilders, Jumat (11/6). Partai Wilders berkampanye untuk melarang imigrasi, terutama dari negara Muslim.

Hasil pemilu di Belanda itu menegaskan kekhawatiran soal imigrasi di Eropa. ”Belanda bukan pengecualian di Eropa. Di sejumlah negara, muncul ketakutan publik akan globalisasi dan integrasi Eropa, yang diproyeksikan kepada imigran,” kata Siep Stuurman, ahli sejarah pada Erasmus University.

Dalam pemilu parlemen, Kamis (10/6), tidak satu pun partai menang mutlak. Dengan hampir seluruh suara dihitung, partai Liberal VVD unggul di tempat teratas dengan 31 kursi. Di tempat kedua adalah partai sayap kiri, Partai Buruh, dengan 30 kursi.

Antiimigran

Sebagai peraih suara terbanyak, pemimpin VVD, Mark Rutte, mendapat kesempatan pertama membentuk pemerintahan koalisi. Rutte diperkirakan akan berbicara lebih dulu dengan Wilders. Seperti Wilders, Rutte juga ingin membatasi imigrasi.

Akan tetapi, keduanya harus menggandeng partai ketiga agar bisa mendapat mayoritas 76 kursi di parlemen beranggotakan 150 orang. Posisi keras Wilders terhadap Islam menjadikan dia dinamit politik. Banyak partai, termasuk Buruh, telah menyatakan mereka tidak akan pernah mau duduk di pemerintahan yang sama dengan Wilders.

Dengan ekonomi menjadi isu utama, VVD menjanjikan pemangkasan belanja publik sebanyak 54 miliar dollar AS selama empat tahun ke depan. VVD juga menjanjikan penghapusan defisit publik yang mencapai 5,3 persen produk domestik bruto tahun lalu. Adapun Buruh, yang dipimpin mantan Wali Kota Amsterdam Job Cohen, menjanjikan penyimpanan keuntungan sosial dan pajak tinggi bagi golongan kaya. (ap/afp/reuters/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com