Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Unik di Kapal Mavi Marmara...

Kompas.com - 08/06/2010, 17:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Muhendri Muchtar, seorang sukarelawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, ternyata memiliki kenangan tersendiri ketika menumpang konvoi kapal kebebasan Turki yang membawa bantuan bagi warga Palestina.

Hal ini disampaikan Muhendri ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima dia dan tiga sukarelawan Kispa, yaitu H Ferry Nur, Hardjito Warno, dan Okvianto Baharudin, serta satu jurnalis tvOne, Muhammad Yasin, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/6/2010).

Kesan ini disampaikan kembali ketika bertemu para wartawan. "Di kapal Mavi Marvara, di benak saya, seperti Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks internasional. Ada 50 negara. Semua lintas etnis, agama, bahasa, dan budaya," ujarnya.

Muhendri menceritakan, di kapal Mavi Marmara, ada seorang uskup Jerusalem berusia 80 tahun yang turut serta. Uskup yang tidak disebut namanya itu, kata Muhendri, telah diusir zionis Israel lebih dari 20 tahun.

Pada hari Minggu atau satu hari sebelum pasukan komando Israel menyerbu kapal kemanusiaan itu, para umat Muslim melakukan shalat berjemaah. "Tiba-tiba kami dikejutkan karena uskup masuk ke saf kami. Dia mengatakan ingin ikut shalat subuh. Saya bingung apakah beliau sudah pindah agama. Tapi ternyata tidak. Katanya beliau hanya ingin ikut saja," kata Muhendri.

Uskup tersebut pun langsung dipersilakan duduk dengan menggunakan kursi di barisan depan. Uskup sepuh tersebut diberi kursi karena faktor usia semata. "Ini suatu pengalaman yang luar biasa," ujar Muhendri.

Sementara itu, Ferry, sukarelawan Kispa lainnya, mengaku bersyukur telah berhasil keluar dari Israel dan dapat kembali ke Tanah Air dengan sehat walafiat. "Secara khusus, kami ucapkan terima kasih kepada Presiden yang telah memberikan perhatian penuh kepada warga negara Indonesia yang dizalimi Israel. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang tak henti-hentinya berdoa sehingga ada keajaiban," kata Ferry.

Sementara itu, secara terpisah, Juru Bicara Presiden Bidang Hubungan Israel, Dino Patti Djalal, mengatakan bahwa Presiden memberikan apresiasi kepada sukarelawan Indonesia yang berpartisipasi dalam misi kemanusiaan tersebut. "Presiden bangga bahwa dalam krisis ini, pemerintah dan segala unsur politik dan rakyat bersatu menjamin keselamatan warga kita yang terancam bahaya," kata Dino.

Pada kesempatan tersebut, turut mendampingi mereka, Dubes Indonesia untuk Jordania Zainulbahar Noor, Duta Besar Indonesia untuk Turki Awang Bahrin, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi, dan Duta Besar Jordania untuk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com