Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spa Ala Keraton yang Memanjakan Perempuan

Kompas.com - 05/06/2010, 21:04 WIB

KOMPAS.com - Memasuki gedung bertuliskan Taman Sari Royal Heritage Spa di jalan Wahid Hasyim, dekat kawasan Thamrin, tak seperti berada di pusat kota Jakarta. Aroma wewangian bunga tropis dan rempah jamu menyambut tamu, memberikan suasana unik dan berbeda. Seperti melarikan diri (sementara) dari hiruk-pikuk kota.

Bukan hanya konsep ruangan yang meneduhkan yang terinspirasi karakter pemandian bersejarah Taman Sari Yogyakarta, tetapi juga perawatan tubuh holistik, terutama untuk perempuan. Perawatan tubuh perempuan ini dilatari dari filosofi kebutuhan perempuan. Mulai dari masa menyusui, bayi dan balita, masa pubertas, menjelang pernikahan, kehidupan perkawinan, kehamilan, melahirkan, hingga menopose.

Jika melihat katalog perawatan di meja tamu, Anda akan menemukan ragam jenis perawatan tradisional hingga modern, yang bersentuhan langsung dengan siklus hidup perempuan. Perempuan dikenal dengan ketelitian, detail, kelembutan, serta perhatiannya. Membuka satu-persatu halaman katalog, seperti merepresentasikan karakter perempuan. Perempuan juga peduli dengan keluarganya. Oleh karena itu spa yang didirikan oleh pemilik Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo ini juga menyediakan perawatan Kid Spa, Teenage Spa, spa untuk pasangan, bahkan untuk kaum ibu yang memasuki masa menopose. Konsep family spa menjadi andalan perawatan ala keraton ini.

Kecantikan, kesehatan, kebugaran, inilah yang menjadi sasaran yang ingin dipenuhi oleh spa yang memiliki franchise-nya di berbagai kota serta negara ini.

"Spa tujuannya adalah menjaga kesehatan tubuh, perawatan seluruh tubuh. Termasuk juga semua usia, mulai dari baby hingga golden age," ujar Maya Soviasari, Marketing Communication Manager Taman Sari Royal Heritage Spa kepada Kompas Female.

Meski terinspirasi dari siklus hidup perempuan, spa yang dilengkapi kolam renang ini dikunjungi lelaki dan perempuan dalam jumlah yang imbang.

"Bahkan ada family package. Spa menjadi sarana hiburan alternatif yang menyehatkan, pengganti jalan-jalan di mall," tambah Maya.

Uniknya lagi, meski spa ini berbasis budaya khas keraton Solo untuk perawatannya, dan keraton Yogyakarta untuk suasana dan interior desainnya, namun Taman Sari spa terbuka dengan teknologi. Akhirnya, berbagai inovasi lahir untuk memberikan perawatan unik. Seperti salah satunya, slimming program.

"Peralatan kecantikan juga sudah berkembang, dari sisi teknologi. Fasilitas seperti ini tersedia di sini. Misalnya untuk slimming program, ada body wrapping yang mengandalkan teknologi kombinasi dengan treatment tradisional," jelas Maya.

Spa yang bisa ditemui di Bali hingga Riau, serta Malaysia hingga Bulgaria ini, memberikan perawatan klasik ala keraton. Selain itu juga pelayanan abdi dalam seperti tinggal dalam kerajaan, klaim Maya. Meski begitu, tak sulit untuk menemukan spa modern dengan baluran krim cokelat atau pepaya. Juga spa dengan sentuhan budaya lain seperti Bali, Jepang, dan berbagai karakter spa di seluruh dunia.

Semua perawatan serba privat, misalnya saja, Anda akan diantar memasuki kamar pribadi, bukan sekat. Maya mengatakan privasi dan kenyamanan menjadi tujuan utamanya. Namun, bisa saja Anda memesan kamar untuk pasangan. Tetapi ada biaya tambahan untuk ini, di luar perawatan.

Jika Anda mencari pengalaman ala keraton seperti diciptakan oleh Sultan Hamengkubowono X dengan membangun pemandian puteri keraton di Taman Sari Yogyakarta, kini hadir bentuk lain terinspirasi darinya. Tak hanya untuk para puteri, namun juga para lelaki dan seluruh keluarga yang membutuhkan perawatan kecantikan dan kesegaran tubuh. Memanjakan tubuh dan membuatnya lebih sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com