PM China Kunjungi Myanmar

Yangon, Rabu - Perdana Menteri China Wen Jiabao hari Rabu (2/6) tiba di Yangon untuk melakukan kunjungan resminya selama dua hari di Myanmar.

Ini merupakan kunjungan pertama pejabat tinggi China setingkat PM dalam 16 tahun terakhir.

Wen tiba di Yangon dalam sebuah pengawalan ketat dan dalam sebuah suasana sensitif menjelang pemilihan umum pertama Myanmar, dalam dua dekade.

Hari Kamis ini, menurut rencana, Wen Jiabao akan menemui pemimpin senior junta militer Myanmar, Jendral Than Shwe, Perdana Menteri Thein Sein, dan sejumlah pejabat tinggi Myanmar lainnya di Naypyitaw, pusat pemerintahan negeri itu.

Kunjungan PM China ini di Myanmar menutup serangkaian kunjungannya setelah sebelumnya singgah di Korea Selatan, Jepang, dan Mongolia.

China adalah sekutu utama Myanmar, yang selama ini memberi dukungan tak hanya di bidang diplomasi, tetapi juga bantuan ekonomi. Myanmar merupakan negara yang terisolasi dari dunia internasional lantaran buruknya catatan hak-hak asasi manusia di negeri ini, termasuk di antaranya kegagalan menyerahkan kekuasaan secara demokratis kepada partai oposisi, yang semestinya memenangi pemilihan umum. Pemimpin oposisi, Aung San Suu Kyi, bahkan mendekam di tahanan sampai saat ini.

Militer sudah berkuasa di negeri yang dulu dikenal sebagai Burma ini sejak tahun 1962. Tak ada tanda-tanda junta militer akan menyerahkan kekuasaannya secara demokratis meskipun dalam waktu dekat akan menggelar sebuah pemilihan umum.

Diboikot oposisi

Pemilu dalam waktu dekat dimaksudkan oleh penguasa Myanmar sebagai ”jalan menuju demokrasi”, meskipun pada kenyataannya banyak sorotan tajam terhadap perkembangan terakhir Myanmar, yang justru dinilai tidak demokratis.

Junta Myanmar dikabarkan berupaya mengooptasi kelompok-kelompok etnis untuk dijadikan pendukung junta, menjelang pemilu dalam waktu dekat.