JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta informasi menyeluruh soal serangan Israel ke kapal kemanusiaan Mavi Marmara, terutama mengenai nasib 12 warga negara Indonesia. "Presiden minta informasi itu dicek," kata Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal saat dihubungi di Jakarta, Senin (31/5/2010).
Dino menjelaskan, ia saat ini menunggu informasi lengkap dari Kementerian Luar Negeri tentang peristiwa itu. Mengenai tanggapan Presiden atas penyerangan kapal yang membawa ratusan sukarelawan dari seluruh dunia itu, Dino mengatakan, Presiden menunggu informasi yang tepat dan jelas untuk mengomentari peristiwa tersebut.
Seperti diinformasikan sebelumnya, tentara Israel pagi ini menyerbu Armada Kebebasan (Freedom Flotilla), termasuk kapal Mavi Marmara yang berisi ratusan aktivis dari sekitar 50 negara.
Sebanyak 12 WNI yang berada di kapal Mavi Marmara terdiri dari wakil tiga lembaga swadaya masyarakat, yaitu KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), dan Sahabat Al-Aqsha, serta lima wartawan, yaitu Aljazeera Indonesia, TV One, Hidayatullah.com, majalah Alia, dan Sahabat Al-Aqsha.
Beberapa kantor berita asing menyebutkan 16 orang terbunuh akibat serangan itu. Namun, belum diketahui apakah ada warga negara Indonesia yang turut menjadi korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.