Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengembangkan Batik Bermotif Kretek

Kompas.com - 27/05/2010, 15:16 WIB

The story of kretek is more than just a tale of tobacco and spices: it is the history of a cultural tradition. (Mark Hanusz, Kretek, The Culture and Heritage of Indonesia's Clove Cigarettes, Equinox Publishing Asia Pte.Ltd., 2002)

Mark Hanusz, pendiri salah satu bank di Amerika Serikat, rela menanggalkan kemeja dan dasinya demi sebuah kretek. Dia melanglang buana setahun di Jawa untuk menulis tentang sejarah kretek. Bagi Hanusz, kretek bukan sekadar tembakau dan cengkeh, tetapi juga sejarah tradisi dan budaya masyarakat.

Di Kudus, kretek sudah mendarah daging dan menjadi gantungan hidup ribuan rakyat kecil. Kretek juga menjadi simpul pemersatu masyarakat, mulai dari tempat kerja hingga jalanan. Tak mengherankan jika ratusan industri rokok banyak dijumpai dan Kudus mendapat julukan Kota Kretek.

Dua tahun terakhir ini, kretek di Kudus bukan melulu secarik kertas yang menggulung racikan tembakau dan cengkeh, tetapi juga motif batik. Motif batik tersebut diciptakan dan dikembangkan seorang pengusaha batik asal Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Ummu Asiyati.

Pemilik Galeri Batik Kudus "Alfa" tersebut mengembangkan tiga motif batik kretek, yaitu kawung kretek, kretek, dan rokok kretek. Kawung kretek merupakan perpaduan antara motif bunga kawung dengan cengkeh dan daun tembakau. Motif kretek mengadopsi daun tembakau dan cengkeh. Adapun motif rokok kretek merupakan gabungan antara daun tembakau, cengkeh, rokok, dan penggiling rokok tradisional. Ketiga motif tersebut dapat dipolakan dengan canting (tulis) dan cetak.

"Saya ingin melestarikan kretek. Harapannya, secarik kain itu dapat berkisah tentang kretek yang menjadi gantungan hidup ribuan masyarakat Kudus dari dulu hingga sekarang," kata Ummu.

Menurut Ummu, kretek juga menjadi gantungan hidup para pembatik di Kudus. Pasalnya, banyak pengusaha rokok di Kudus dan Surabaya, Jawa Timur, memesan kain batik bermotif kretek untuk seragam maupun suvenir.

Batik motif kretek itu dipasarkan pula ke Jakarta. Biasanya peminatnya adalah para kolektor batik klasik maupun kontemporer. Untuk batik cap motif kretek, harganya Rp 80.000-Rp 550.000 per potong, adapun untuk batik tulis termurah Rp 400.000 per potong.

Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Sancaka Dwi Supani, mengemukakan, batik merupakan salah satu produk budaya. "Bila pembatik mengangkat motif kretek yang bukan motif klasik khas Kudus, bukan suatu masalah. Asal motif tersebut benar-benar mencitrakan sejarah dan budaya Kudus," kata dia.

Sejumlah perajin batik mengakui pembuatan motif-motif baru bukan sekadar pelestarian sejarah dan budaya Kudus, tetapi juga upaya memberikan lebih banyak tawaran motif kepada pembeli.

Tenaga yang terbatas dan modal yang harus terus berputar, membuat pembatik memproduksi batik cap dengan motif-motif baru. Berbeda dengan batik cap, pembuatan batik tulis membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan, harga mahal, dan peminatnya terbatas.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Kudus, Abdul Hamid, mengemukakan, pemerintah tidak mempersoalkan pemroduksian batik cap Kudus. Namun, pembatik tetap perlu melestarikan batik tulis klasik Kudus, untuk mengembalikan kekhasan Kudus yang mencerminkan budaya Jawa-China-Islam.

"Salah satunya adalah mengajak perajin mereproduksi batik klasik dan membuat motif batik baru yang benar-benar khas Kudus," kata dia. (HENDRIYO WIDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com