Murdoch Pelopori Situs Berita Berbayar di Inggris

LONDON, KOMPAS.com - Taipan media Rupert Murdoch masih yakin media bisa bertahan di era internet dengan menerapkan akses berbayar. Dua medianya di Inggris pun untuk pertama kalinya menerapkan model bisnis tersebut, masing-masing The Times dan Sunday Times.

Dua website baru yang diperkenalkan, Selasa (25/5/2010) kemarin, akan menjadi pelopor model bisnis situs berita berbayar. Para pembacanya harus mendaftar untuk bisa mengakses konten di kedua situs. Sampai akhir Juni 2010, akses akan diberikan gratis, namun berikutnya dikenakan biaya langganan 1 poundsterling sehari atau 2 poundsterling seminggu.

Situs tersebut masing-masing www.thetimes.co.uk dan www.thesundaytimes.co.uk. Keduanya merupakan pecahan dari website www.timesonline.co.uk yang sebelumnya menjadi situs dua suratkabar nasional di Inggris tersebut.

"Kami mengambil langkah maju... Dalam beberapa tahun terakhir, informasi dan berita gratis di internet," kata James Harding, editor Times. Ia mengatakan saat ini pihaknya berpikir ini saatnya menghargai kerja jurnalistik.

Kehadiran situs berita online dan perkembangan internet saat ini dinilai sebagai salha satu pemicu turunnya oplah media cetak. Untuk bertahan, mereka pun harus masuk ke media online, namun belum ada model bisnis yang paling ampuh untuk menarik keuntungan.

Murdoch termasuk golongan yang menentang konten berita gratis. Ia pun bisa membuktikan bahwa situs Wall Street Journal bisa bertahan dengan model berbayar. Ia pun bertekad mmebuat semua medianya menarik bayaran ke pembacanya untuk mengakses situs onlinenya.