Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergolakan Demokrasi di Dunia Islam

Kompas.com - 05/05/2010, 04:01 WIB

Ada banyak tokoh yang dikaji penulis buku ini terkait pergulatan demokratisasi akibat dari slogan kembali al-Quran dan Sunnah. Di Mesir ada Muhammad Ali Pasha, Jamalusin al-Afghoni, Muhammad Abduh, Rosyid RIdho, Hasan al-Banna, Sayid Qutub. Di Maroko ada Sultan Abdullah, Sultan Hasan 1, Sultan Abdul Aziz, Sultan Abdul Hafidz, Al-Dukkali, Allal al Fasi. Sedangkan di Indonesia ada gerakan Padri, Sayid Usman, KH. Muhammad Dahlan, Ahamd Surkati, Ahmad Hasan dan Kartosuwirjo.

Ketiga Negara yang dikaji Yudian ini memperlihatkan perkembangan gerakan Wahabi berpengaruh besar terhadap peta politik islam di zaman modern. Slogan kembali al-Quran dan Sunnah dijadikan sebagai alat politik menuju pusat kekuasaan. Walaupun awalnya mereka merupakan gerakan politik pinggiran (periphery), tetapi slogan politik yang mereka gelorakan membuahkan sukses politik sehingga mereka menuju pusat (center). Mereka berjuang keras merubah peta politik yang menurut mereka menyimpang menjadi jalan politik yang menurut mereka diridhoi oleh tuhan. Walaupun gerak politik yang mereka lakukan dalam mensukseskan slogan tersebut bersifat monolitik maksudnya hanya menafsirkan slogan tersebut satu arah saja dan menolak tafsir yang lain.

Dinamika politik dan pergulatan demokratisasi yang berkembang di dunia islam, bertolak dari kajian buku ini, memperlihatkan masih kuatnya arus agama dalam peta pergolakan politik yang terjadi. Walaupun terjadi sekularisasi politik yang dibawa para sarjana dari barat, tetap saja arus teologis masih begitu mengental dalam jalan peta politik islam. Tak salah kalau Abid al-Jabiri begitu yakin menilai masyarakat islam sebagai masyarakat teks.
*Analis buku

-------

Maklumat: Silakan kirim tulisan/karya anda ke jodhi@kompas.com .Redaksi tidak menyediakan honorarium untuk karya yang dimuat. Harap maklum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com