Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Rinjani Semburkan Asap

Kompas.com - 05/05/2010, 02:59 WIB

Mataram, Kompas - Anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yaitu Gunung Baru yang berketinggian 2.376 meter, masih aktif mengeluarkan letusan. Selasa (4/5) pukul 09.30 Wita, letusan kembali terjadi diikuti semburan asap hitam tebal yang tingginya mencapai ribuan meter.

”Kalau hari-hari sebelumnya, semburan asap rata-rata berketinggian 1.800 meter, kali ini cuma setinggi 1.200 meter,” kata Mutaharlin, petugas pos Gunung Api Rinjani di Desa Sembalun Lawang.

Sejak meletus pertama pada Jumat (30/4) sudah terjadi enam kali letusan. Abu tipis dari anak Gunung Rinjani ini pun menyebar ke sejumlah desa terdekat sumber letusan, yaitu Desa Sembalun Bumbung (Lombok Timur) dan Desa Senaru (Lombok Utara).

Dua desa itu merupakan pintu masuk pendakian ke Rinjani dari arah timur dan utara. Meskipun demikian, semburan abu belum menutupi jarak pandang.

Semburan abu itu juga dibarengi material lain, seperti pasir, yang umumnya jatuh menumpuk di sekitar Danau Segara Anak dan kaldera Gunung Rinjani.

Sementara itu, asap letusan menyebar ke timur, barat, dan dominan ke utara. Potensi penyebaran asap ini, menurut keterangan Diralam, petugas Information Center Sembalun, hingga radius 13 kilometer dari pusat letusan. ”Sebaran asapnya, sekali tempo, sampai Desa Sembalun Bumbung.”

Wisatawan mendaki

Kendati demikian, warga setempat menganggap aktivitas gunung berapi ini sebagai hal biasa. Warga umumnya masih tetap melaksanakan aktivitas keseharian, seperti menggarap sawah, kebun, dan turun ke laut.

Meningkatnya aktivitas magmatik Gunung Baru juga tidak menyurutkan wisatawan asing mendaki meski hanya diperbolehkan sampai Pos Pelawangan yang berjarak tiga jam perjalanan ke Danau Segara Anak, kaldera Gunung Rinjani. Pendakian ke puncak Rinjani ini ditutup sejak Agustus lalu.

”Pagi ini, ada lima turis asing dari Belgia, Swiss, dan Jerman. Melihat letusan gunung itu adalah pemandangan sangat menarik bagi mereka,” tutur Mayanto, petugas dari Rinjani Trek Center.

Menurut Mutaharlin, saat ini, pengungsian penduduk belum perlu dilakukan. Akan tetapi, dia mengakui ekses penyebaran abu bisa membahayakan kesehatan dan mengganggu pertumbuhan tanaman pertanian. (RUL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com