Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maling Bayi Penghuni Bui Abadi

Kompas.com - 04/05/2010, 13:50 WIB

KOMPAS.com — Banyak warga Argentina bergidik kala menyebut nama Jorge Ravael Videla. Ya, tokoh gaek kelahiran Mercedes, Buenos Aires, ini adalah diktator Argentina kala berkuasa pada 1976-1981. Di masa pemerintahannya, yang acap disebut sebagai "Perang Kotor", Videla menumpas semua lawan-lawan politiknya, terlebih yang berhaluan komunis.

Nah, ciri khas kekejaman Videla itu, antara lain, soal penculikan 33 bayi lawan politiknya. Di samping, tentunya, pembunuhan-pembunuhan terhadap mereka yang dianggapnya pembangkang.

Kini pria uzur yang lahir pada 21 Agustus 1925 itu, sebagaimana dilaporkan media massa answer.com, RNW.com, dan trial-ch.org, kembali berhadapan dengan meja hakim untuk urusan kejahatan masa lalunya. Pada September nanti, misalnya, kasus penculikan bayi di atas sudah ada di daftar persidangan Argentina.

Saat ini, Videla tengah menjalani hukuman seumur hidup atas pelanggaran HAM di masa dirinya duduk di tampuk kekuasaan. Namun, kasus terhadap Videla diperluas setelah bukti forensik baru mulai terungkap.

Sebagian besar dakwaan baru terkait dengan penemuan dan identifikasi kerangka manusia oleh tim ahli forensik. Tim tersebut bisa mengenali jasad orang-orang yang dianggap korban di makam yang tidak ditandai di beberapa pekuburan di Buenos Aires. Mereka termasuk Rolf Stawowiok, warga Jerman yang menghilang pada 1970-an.

Setelah kerangkanya ditemukan dengan tanda-tanda luka tembak tahun lalu, pengadilan Jerman mengeluarkan surat perintah penahanan atas nama Jorge Videla. Kantor kejaksaan Jerman menyatakan, dia tidak mungkin diekstradisi. Tanggal persidangan untuk dakwaan baru terhadap Videla belum ditentukan.

Videla dihukum penjara seumur hidup pada 1985 atas pembunuhan 66 orang dan penyiksaan 93 orang lain. Namun, pria ceking yang dijuluki "The Bone" lantaran badannya yang memang kurus itu baru menjalani lima tahun di bui hingga Presiden Carlos Menem memberikan pengampunan untuknya dan beberapa pemimpin junta lain.

Tahun lalu, dia kembali dijebloskan ke penjara setelah pengadilan membatalkan pengampunan untuknya dengan alasan pengampunan itu tidak konstitusional.

Tercatat, puluhan ribu orang hilang dan dibunuh selama masa kepemimpinan militer di Argentina. Andai persidangan kelak memvonisnya kembali, Videla dipastikan bakal menjalani hukuman seumur hidup berlipat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com