Kairo, Kompas -
Mantan PM Pakistan tersebut tewas saat berkampanye di kota Rawalpindi pada 27 Desember 2007, beberapa pekan setelah kembali dari pengasingan.
Komite penyidik PBB dipimpin Dubes Cile untuk PBB Heraldo Munoz. Dikatakan, Pemerintah Pakistan gagal melakukan penyidikan atas pembunuhan Bhutto akibat kesengajaan. Komite mengalami kesulitan akibat upaya Pemerintah Pakistan tingkat tinggi yang menghambat akses bagi komite itu, terutama ke sumber-sumber di institusi militer dan intelijen.
Komite dibentuk pada Juli 2009 atas permintaan Pemerintah Pakistan saat ini, di bawah kepemimpinan Presiden Asif Ali Zardari, suami Bhutto.
Menurut laporan komite itu, Pemerintah Pakistan seharusnya bisa mencegah pembunuhan Bhutto itu jika pengamanan diberikan semestinya. Komite juga menuduh Pemerintah Pakistan mencoba mengaburkan arah penyidikan.
Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf, yang berkuasa saat itu, dianggap tergesa-gesa menggelar konferensi pers dan menuduh Pemimpin Taliban Pakistan Beitullah Mesud bertanggung jawab atas kematian Bhutto.
Komite menuduh otoritas Pakistan terlalu cepat membersihkan tempat peristiwa sehingga menyulitkan pencarian bukti-bukti di lapangan. Pervez Musharraf, demikian laporan itu, mengetahui banyaknya ancaman terhadap Bhutto, tetapi tidak melakukan langkah preventif.
Komite yakin pemuda berusia 15 tahun, yang meledakkan bom di badannya di dekat kendaraan Bhutto, tidak bekerja sendirian.
Sekjen PBB Ban Ki-moon meminta otoritas Pakistan terus melakukan penyidikan dan menerima apa pun hasilnya.
Di Islamabad, juru bicara presiden Pakistan, Farhatullah Babar, mengatakan, pemerintah akan merespons laporan komite PBB itu setelah mempelajarinya. ”Kami sedang membaca laporan itu dan sebuah detail reaksi akan disampaikan.”