Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Tekan Keras Myanmar

Kompas.com - 10/04/2010, 03:40 WIB

Hanoi, Jumat - Para pemimpin ASEAN mendesak Myanmar menyelenggarakan pemilu yang jujur dan terbuka, serta bekerja sama dengan PBB dalam proses penyelenggaraannya. Demikian deklarasi para pemimpin yang dibacakan PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Jumat (9/4) di Hanoi.

ASEAN mengakhiri konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam.

PM Myanmar Thein Sein memberi keterangan kepada para pemimpin soal pemilu Myanmar tahun ini, yang menolak peran serta para tokoh oposisi Myanmar, seperti Aung San Suu Kyi. Myanmar, seperti diduga semula, menjadi ”cercaan” karena memberangus oposisi.

Pernyataan para pemimpin ASEAN terkait penyelenggaraan pemilu di Myanmar dipandang sejumlah diplomat cukup tegas. Hal itu mencerminkan ditampungnya kekhawatiran yang telah disampaikan sejumlah negara anggota mengenai kemungkinan pemilu di Myanmar yang terkesan tidak jujur, yang bisa mengganggu kredibilitas ASEAN secara keseluruhan.

”Pesan utama yang keluar dari KTT adalah pentingnya pemilu yang akan dilakukan pada 2010 itu, dan bukan pemilu jenis lain selain pemilu yang bebas, jujur, demokratis, dan kredibel. Itu adalah kualitas-kualitas yang Myanmar sendiri telah mengatakan ingin mencapainya. Jadi pesannya adalah pentingnya Myanmar memenuhi komitmen-komitmennya sendiri,” ungkap Menlu Marty Natalegawa.

Penegasan serupa juga disampaikan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dalam jumpa pers tertutup. ”Pemilu harus jujur, demokratik, dan dengan partisipasi seluruh partai. Hal itu akan membantu menstabilkan negara dan memfokuskan seluruh sumber dayanya pada pembangunan,” papar PM Vietnam itu.

Dalam bagian lain deklarasi, ASEAN juga bertekad menjaga kondisi fiskal dan moneter sampai pemulihan sudah benar-benar kokoh.

Topik lain dari KTT adalah penandatanganan di tingkat menteri luar negeri, Kamis (8/4). Para menlu meneken protokol pembentukan mekanisme penyelesaian sengketa sebagaimana diatur dalam piagam. Hal ini dilakukan untuk menyelesaikan perbedaan pandangan di antara negara-negara anggota ASEAN, misalnya soal sengketa batas wilayah.

Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyatakan, juga telah disepakati kepemimpinan ASEAN pada tahun depan dipegang Indonesia. Hal itu merupakan hasil kesepakatan pertukaran giliran dengan Brunei yang seharusnya mendapatkan giliran sebagai ketua ASEAN pada tahun 2011.

Pertukaran giliran itu disampaikan Indonesia, yang harusnya mendapatkan giliran pada 2013. Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pertemuan APEC. Dengan kesepakatan pertukaran giliran tersebut, Indonesia bisa berkonsentrasi menyelenggarakan KTT ASEAN dan juga forum APEC pada tahun yang berbeda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com