JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak banyak hal yang berbeda dengan suasana Gereja Katedral Jakarta, hari ini, Jumat (2/4/2010). Meski Jumat ini merupakan hari peringatan wafatnya Yesus Kristus atau dikenal sebagai Jumat Agung, situasi di Gereja Katedral tampak sama dengan hari-hari biasanya.
"Dari segi konsep dan lain-lainnya memang setiap Jumat Agung itu tidak ada yang berbeda. Perbedaan yang lebih penting adalah di hati dan sikap umat yang harus lebih bisa meresapi arti cinta kasih Tuhan," kata Grace Tanus, Humas Gereja Katedral Jakarta, saat ditemui Kompas.com.
Selain tenda-tenda tambahan yang terpasang di pelataran gereja, tidak ada dekorasi lainnya yang mencolok di sekitar gereja berusia lebih dari 100 tahun ini. Bahkan, sesuai dengan iman Katolik, beberapa patung orang-orang suci di dalam gereja ditutup dengan kain berwarna ungu.
"Sesuai dengan tema Paskah kali ini, Mari Melawan Kemiskinan, umat Katolik diajak memperingati wafat Kristus hari ini hingga kebangkitannya nanti dengan suasana kesederhanaan dan keprihatinan," kata Grace.
Hal serupa diungkapan Dion, umat Paroki Katedral Jakarta. Pria bernama lengkap Dionisius ini mengatakan, perayaan Jumat Agung memang lebih didasarkan pada nuansa mati raga dan pertobatan umat. "Jadi, tidak hanya sekadar suasana perayaan yang formalitas. Tapi lebih pada sikap hati kita untuk bertobat," katanya sesaat sebelum mengikuti jalannya ibadat.
Pada peringatan wafat Yesus ini, umat Katolik Katedral melakukan tiga kali ibadat Jumat Agung. Ibadat akan digelar pada pukul 12.00, 15.00, dan 18.00. "Selama ibadat Jumat Agung tersebut, juga akan digelar drama teatrikal untuk mengenang wafat Yesus, sebagaimana iman kami," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.