Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartel Meksiko Kian Merajalela

Kompas.com - 01/04/2010, 03:45 WIB

Mexico City, Kamis - Kekerasan akibat ulah mafia narkoba Meksiko telah meningkat dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2009 saja, sedikitnya 6.500 orang tewas dalam kekerasan narkoba dan lebih dari 2.000 orang tewas dalam kekerasan yang sama pada Januari-Maret 2010.

Aparat keamanan Meksiko didukung AS hingga Kamis (31/3) di Ciudad Juarez, Meksiko utara, berkoordinasi untuk menyelidiki kasus-kasus kekerasan terkait narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba) di perbatasan kedua negara. Kerja sama semakin diperkuat setelah tewasnya tiga diplomat AS beberapa hari lalu di Ciudad Juarez.

Presiden Meksiko Felipe Calderon berharap, AS ikut bertanggung jawab memerangi tidak hanya terkait tugas mata-mata, tetapi juga secara hukum penguatan personel di perbatasan dan dukungan dana. Menlu AS Hillary Clinton berjanji akan terus meningkatkan kerja sama menangani gelombang kekerasan kartel narkoba Meksiko.

Sebelumnya diberitakan, Lesley Enrique, warga AS yang bekerja di kantor Konsulat AS di Ciudad Juarez, dan suaminya, Arthur Redelf, tewas terbunuh, Sabtu lalu. Seorang lainnya, Jorge Alberto Sarcido, suami dari pegawai Konsulat AS yang warga negara Meksiko, juga ditembak mati dalam insiden terpisah. Mereka terbunuh setelah mengikuti kegiatan sosial di Ciudad Juarez.

Kota Juarez merupakan pusat pertarungan geng-geng narkoba Meksiko paling kejam dan rute penyelundupan paling gemuk ke AS. Lebih dari 2.600 orang terbunuh dalam insiden kekerasan narkoba di kota ini tahun lalu sehingga sekitar 200.000 warga mengungsi.

Kartel berjuang mengendalikan rute utama pengiriman narkoba, di daerah perbatasan AS, bandara, pelabuhan, dan jalan raya utama. Tindakan itu melebar ke kasus penculikan, pemerasan, pemerkosaan, pembunuhan, dan kejahatan lainnya.

Semua lapisan sosial menjadi target kekerasan, seperti petani, pelajar, pedagang, ibu rumah tangga, anak-anak, hingga tokoh gereja dan negara, termasuk tentara dan polisi.

Sejak Presiden Calderon menjabat pada akhir 2006, lebih dari 18.000 orang tewas dalam kekerasan terkait narkoba. Pemerintah mengatakan, sekitar 90 persen dari korban adalah anggota kartel yang dibunuh geng saingannya. Korban lainnya sebagian besar adalah polisi dan tentara. Dikatakan, sangat sedikit warga sipil tak berdosa tewas.

Akar masalah

Pemerintah Meksiko mengaku tidak memiliki sumber daya memadai dalam memerangi brutalisme mafia narkoba. Pekan lalu, surat kabar Meksiko Milenio merilis survei yang menunjukkan 59 persen warga Meksiko percaya kartel akan tetap memenangi pertarungan melawan pemerintah. Hanya 21 persen responden yang percaya pemerintah masih kuat melawan bandit narkoba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com