Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digelar, Seminar soal Kontroversi Rokok Kretek

Kompas.com - 31/03/2010, 08:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Soal tembakau dan kesehatan makin marak dan menjadi polemik akhir-akhir ini. Berbagai aksi turun ke jalan dilakukan para petani tembakau yang dalam hal ini juga menjadi korban. Untuk itu, Perkumpulan Independen Komunitas Temanggungan (PIKATAN) akan menggelar seminar berjudul "Kretek dalam Perspektif Ekonomi, Politik, dan Kebudayaan".

Pembicara seminar adalah Dr Siti Fadilah Supari (mantan Menteri Kesehatan/anggota Watimpres), Drs H Hasyim Afandi (Bupati Temanggung), Dr Hendri Saparini (pengamat ekonomi Econit), Dr Mohamad Sobari (budayawan), serta beberapa anggota DPR dan narasumber pembanding dari pemerintah. Moderator oleh Putut Trihusodo. 

Seminar digelar pada  Kamis, 1 April 2010 pukul 09.00-17.00 di Hotel Cemara Baru, Jalan Wahid Hasyim No 69, Jakarta Pusat. Seminar ini gratis untuk umum. 

Ketua panitia seminar, Andy Yoes Nugroho, mengatakan, seminar  tidak bertujuan untuk mendukung atau tidak mendukung salah satu dari sekian pihak. Melainkan, memberikan masukan baru dari sudut pandang yang berbeda yang selama ini diwacanakan oleh media massa. "Lewat forum ini, kami berharap bisa mendapatkan suara lain dari sekadar isu kesehatan dan halal-haram," ujar Andy. 

Polemik rokok, tembakau, dan kesehatan mestinya didudukkan secara tepat sehingga menghasilkan maslahat umum. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan masih butuh dikritisi.

Dari sisi kesehatan, rokok tidak bisa dibantah menjadi sebuah persoalan publik. Namun, dunia rokok memiliki kontribusi pada lapangan kerja karena kemampuannya menghidupi jutaan orang di tengah langkanya penyediaan lapangan kerja, bahkan menyumbang pendapatan negara. Menurut Andy, rokok (dalam hal ini rokok kretek) juga memiliki nilai budaya. Kretek adalah produk khas pertanian kita. Kretek telah menjadi bagian dari detak jantung masyarakat kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com