Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Pasir Landa Beijing

Kompas.com - 20/03/2010, 14:21 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Langit Beijing, ibukota China, berwarna jingga Sabtu pagi. Itu pertanda, badai pasir kuat yang datang dari utara negara itu tengah melanda kota tersebut. Badai pasir itu telah menyebabkan penundaan sejumlah pernebangan di bandara internasional Beijing dan memincu keluarnya peringatakan bahaya debu di Seoul, Korea Selatan.

Langit yang berpendar dan debu pasir yang tipis menyelimuti Beijing. Para pekerja, sebagaimana terlihat di Lapangan Tiananmen yang luas, terpaksa menutupi wajah mereka. Biro cuaca kota Beijing menyatakan, kualitas udara berbahaya untuk kesehatan. "Kualitas udara sangat buruk bagi kesehatan," demikian peringatan biro cuaca nasional China. Diserukan, orang harus menutup mulut saat berada di luar rumah dan pintu serta jendela sebaiknya ditutup rapat

Wilayah gurun pasir China saat ini meliputi sepertiga wilayah negara itu akibat pembukaan lahan peternarkan yang berlebihan, pengundulan, pengalihan fungsi lahan jadi kawasan perkotaan dan kekeringan. Pasir yang berterbangan itu dari China itu dengan cepat dapat menjadi badai pasir, dan bisa mencapai bagian barat Amerika Serikat. Akademi Sains China memperkirakan bahwa jumlah badai pasir telah melonjak dari empat kali setahun jadi 24 kali setahun dalam 50 tahun terakhir.

Badai pasir terakhir itu juga telah melanda wilayah Xinjiang dan Mongolia Dalam serta Provinsi Shanxi, Shaanxi dan Hebei.

Begitu badai pasir itu bergerak ke arah tenggara, lembaga cuaca nasional Korea  Selatan langsung mengeluarkan peringatakan debu kuning bagi Seoul dan sejumlah wilayah di negara itu. Chun Youngsin, seorang peneliti di Korea Meteorological
Administration, mengatakan, debu kuning itu diperkirakan mencapai semenenanjung Korea pada Sabtu sore dan akan menjadi bencana debu kuning terburuk tahun ini.

China telah menanam ribuan pohon beberapa tahun terkahir guna menghentikan meluasnya daerah gurun di utara dan barat negara itu. Namun para ahli mengatakan, upaya itu memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun. Badai debu di China yang paling buruk terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an setelah kampenye besar-besaran untuk meningkatkan hasil pertanian dan pabrik menyusul revolusi komuis tahun 1949 yang mengunduli lahan bervegatasi.

"Saya pikir bencana alam jenis ini disebabkan oleh aktivitas manusia, tetapi saya tidak tahu asalah sebenarnya, dan saya tidak tahu secara pasti apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah hal ini," kata Shi Chunyan, seorang warga Beijing, tentang badai pasit yang terjadi Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com