Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Yar'Adua dan Ketidakpastian Politik di Nigeria

Kompas.com - 15/03/2010, 02:53 WIB

Sebagai orang selatan, Jonathan tidak boleh maju sebagai capres dalam Pilpres pada April 2011. Ada perjanjian tak tertulis di tubuh partai penguasa (PDP) bahwa kursi presiden diduduki bergantian oleh utara atau selatan setelah dua periode. Yar’Adua-Jonathan baru satu putaran.

Kalau kesehatan Yar’Adua pulih dan dia menyatakan siap ke kursi presiden, lantas bagaimana dengan kabinet yang telah dirombak Jonathan? Bagaimana kalau Yar’Adua sakit berkepanjangan atau meninggal? Pemecahan atas dua problem ini diyakini akan berpotensi konflik.

Delta Niger

Delta Sungai Niger merupakan salah satu potensi konflik sekaligus memperlihatkan besarnya peran Yar’Adua dalam meredam tekanan kelompok bersenjata. Program amnesti tahun lalu yang ditengahi Yar’Adua membuat para pemberontak melecut senjata hingga tercipta enam bulan tanpa kekerasan.

Perundingan lanjutan terhenti ketika Yar’Adua jatuh sakit, tapi Jonathan merajut lagi jalur prioritas utama di Nigeria itu. Kelompok militan MEND masih menunggu, apakah Jonathan bisa membuat kemajuan dalam merakit perdamaian di Delta Niger. Namun, sebuah faksi sempalan mengklaim telah melakukan serangan terhadap Shell dan Agip, awal Maret.

Etnoreligius

Bentrokan antara Fulani dan Berom telah menewaskan hampir 1.000 orang sejak Januari lalu. Menurut pengamat, kekerasan itu berakar pada kebencian antarpenduduk yang bersaing keras menguasai lahan pertanian subur, simpul-simpul ekonomi, dan kekuasaan politik.

Wilayah Jos telah dilihat sebagai mikrokosmos sebuah negara yang luas, memperlihatkan betapa peka jika terjadi gesekan dalam menjaga keseimbangan antara kelompok etnis utama dan agama. Pemerintah dan aparat keamanan dinilai gagal mengatasi akar penyebab kerusuhan, yakni kemiskinan dan diskriminasi.

Peningkatan penggunaan militer dalam mengatasi konflik etnis dan agama ini berpotensi perpecahan di tubuh militer sebab sebagian besar personel berasal dari sabuk tengah Nigeria, yakni daerah perbatasan antara etnis Fulani yang beragama Islam dan Berom yang beragama Kristen.

Semua persoalan itu ditambah pasar keuangan Nigeria yang labil dan tidak menentu, telah memicu ketidakpastian politik nasional.

Situasi politik Nigeria kini ibarat api dalam sekam. Di dalam api ada tangan tiga sosok sentral yang menjadi perhatian publik setempat, yakni Yar’adua yang sakit-sakitan, Jonathan, dan Ketua Forum Gubernur Bukola Saraki. Orang-orang dekat mereka adalah baranya dan rakyat adalah sekamnya.

Belum terdengar suara lantang dari Uni Afrika. Nigeria kini benar-benar terkurung dalam ketidakpastian politik yang kian melebar. Tak hanya di tingkat domestik, tetapi juga regional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com