JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikit demi sedikit jejak rekam kelompok teroris di Aceh terendus. Setelah sebelumnya diketahui mendapat pasokan dana dan senjata dari Dulmatin, kini Polri mengungkapkan identitas mereka yang "bermain" disana.
Mereka merupakan alumnus daerah konflik seperti di daerah Moro, Filipina dan pernah berlatih di Akademi Militer di Afganistan. "Mereka mantan-mantan sukarelawan dari Filipina. Mereka pernah dilatih militer seperti di Akademi Militer di Afganistan. Lalu ada yang di Filipina," jelas Kabareskrim Polri, Komjen pol Ito Sumardi, di silang Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (11/3/2010).
"Tapi setelah itu mereka tidak berbuat apa-apa sampai ada tujuan tertentu baru mereka (berbuat)," timpalnya. Dilanjutkannya, adapun mereka tidak mengenal kata "pelatih) dalam kelompok mereka. "Pelatih mereka itu ya mereka beramai-ramai. Berdasarkan pengalaman saja," katanya.
Beberapa dari mereka yang belum tertangkap, masih terus diburu hingga kini oleh Densus 88 Antiteror Polri. Dia enggan mengungkap jika beberapa nama yang diburu kini adalah Umar Patek dan Zulkarnaen.
Terkait banyaknya pihak yang menyayangkan penindakan yang dilakukan Densus kepada Dulmatin (dengan menembak mati) karena dengan begitu Polri tidak dapat mengorek informasi lain yang lebih dalam terkait kegiatan terorisme itu, Ito mengatakan hal itu tak dapat terelakkan. "Lah kalau dia menembak, masa mesti ditangkap. Kalau namanya tokoh-tokoh itu (teroris) dia maunya memang tidak ingin ditangkap hidup-hidup," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.