Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Berkecamuk di Mogadishu, 17 Tewas

Kompas.com - 11/03/2010, 12:54 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com — Pertempuran antara pasukan pemerintah Somalia dan gerilyawan Al-Shabab di Mogadishu utara, Rabu (10/3/2010), menewaskan 17 orang dan melukai 65 orang. Sejumlah warga mengatakan, Al-Shabab juga memenggal dua pegawai perusahaan telekomunikasi di ibu kota itu, yang dituduh pemberontak yang mempunyai kaitan dengan Al Qaeda itu telah melakukan kegiatan mata-mata untuk pemerintah.

Gerilyawan Somalia telah memerangi pemerintah sejak awal tahun 2007 dan pemerintah dukungan Barat telah terkepung ke beberapa blok ibu kota sejak serangan gerilyawan Mei lalu. Pemerintah menyatakan selama beberapa bulan bahwa mereka akan melancarkan serangan besar, tetapi belum juga melakukan serangan itu. Gerilyawan meningkatkan serangan di berbagai bagian kota itu dalam beberapa pekan belakangan dan pasukan pemerintah membalas dengan menembakkan granat.

"Kami telah mengumpulkan 17 warga sipil yang tewas dan 65 orang lain yang terluka, kami telah membawa mereka ke berbagai rumah sakit," kata Ali Muse, koordinator pelayanan mobil ambulans, kepada Reuters. "Sebagian besar korban terjadi siang ini ketika pertempuran menjadi lebih sengit. Korban tewas mungkin akan bertambah karena sebagian besar orang yang terluka serius akibat serangan granat. Beberapa orang mungkin akan meninggal di rumah sakit," katanya.

Menteri Negara untuk Pertahanan Somalia, Sheik Yusuf Mohamad Siyad Indha Ade, mengatakan, pihak pemerintah memperoleh kemenangan ketika menyergap gerilyawan Al-Shabab. "Kami telah mengepung Al-Shabab dan mengusir mereka. Itu kemenangan bagi kami dan kami akan mengungkapkan korban tewas besok," kata Indha Ade.

Somalia tidak memiliki pemerintah yang efektif selama 19 tahun, dan negara-negara Barat dan tetangga mengatakan, negara itu telah digunakan sebagai tempat berlindung oleh gerilyawan untuk melancarkan serangan di negara Afrika timur itu dan lebih jauh lagi. Kekacauan di pantai telah memungkinkan geng-geng perompak untuk tumbuh subur dan mengumpulkan jutaan dollar dari kapal-kapal yang dibajak di Teluk Aden dan Lautan India.

Beberapa warga menuturkan, pertempuran meluas setelah tank-tank Uni Afrika (AU) bergabung. Para pejabat pemerintah tidak mau berkomentar bahwa pasukan AU telah berperang berdampingan dengan mereka. "Tank-tank AU bergabung kemudian, memaksa Al-Shabab mundur dengan membawa beberapa jenazah dan gerilyawan yang terluka dalam mobil mereka," kata Ali Samatar, seorang warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com