Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiada Kata "Maaf" Meluncur dari Mulut Sarkozy

Kompas.com - 01/03/2010, 07:50 WIB

Apa sebab Sarkozy tidak menyampaikan maafnya atas kesalahan yang telah dilakukan Perancis terkait genosida itu? Tidak ada penjelasan verbal yang eksplisit dari Presiden Perancis itu sehingga sulit juga untuk mengetahui latar belakang mengapa dia tidak meminta maaf atas pembantaian yang terjadi dalam waktu hampir 100 hari itu.

Sebelum mengerti mengapa Sarkozy tidak menyampaikan kata ”maaf”, mungkin baik untuk terlebih dahulu memahami apa yang disebutnya ”dimensi genosida pemerintah” (the genocidal dimension of the goverment). Juga tidak ada penjelasan rinci tentang ungkapan Sarkozy ini, termasuk pemerintah mana yang dimaksudnya.

Pembantaian massal oleh etnis Hutu radikal terhadap etnis minoritas Tutsi dan etnis Hutu moderat diduga kuat sebagai reaksi atas jatuhnya pesawat Presiden Rwanda saat itu, Juvenal Habyarimana. Pesawat presiden tertembak roket pemberontak pada 6 April 1994. Sehari setelahnya, 7 April, hampir 17 tahun silam, terjadilah pembantaian itu.

Berdasarkan catatan diketahui, Perancis terlibat dalam upaya memberikan zona aman dalam kasus pembantaian massal pada 1994 di Rwanda melalui Operasi Turquoise. Operasi yang dimulai pada Juni 1994 itu dinilai terlambat dan terlalu singkat karena aksi pembantaian sudah merebak sejak 7 April, dua atau hampir tiga bulan berlalu.

Tampaknya dalam konteks itulah memahami kata-kata Sarkozy bahwa Perancis telah melakukan kesalahan. Dari sudut ini juga bisa dimengerti mengapa ada ”dimensi genosida pemerintah”—kalau itu dilihat dari perspektif Perancis. Namun, Sarkozy tidak menyebut ”pemerintah” hanya untuk merujuk Pemerintah Perancis.

Lantas apa? Dari beberapa referensi diketahui, kepentingan politik lebih mendominasi konflik Rwanda ketimbang sekadar perkelahian antarsuku Hutu dan Tutsi. Sebagian besar pelaku pembantaian merupakan pendukung utama partai berkuasa saat itu, Gerakan Nasional Republik untuk Demokrasi dan Pembangunan (MRND).

Sebagian lain berasal dari aliansi Koalisi Pertahanan Republik (CDR), sebuah partai eksklusif Hutu. Dua kelompok itu oleh pemerintah diberi wewenang untuk membantu milisi dalam perjuangan melawan musuh pemerintah. Mereka, antara lain, ditugasi memburu etnis Tutsi yang dituduh sebagai anggota atau pendukung partai pemberontak, Front Patriotik Rwanda (RPF).

Dari situ diketahui ternyata ada juga ”dimensi genosida Pemerintah Rwanda”. Mungkin dalam konteks ini Sarkozy tidak mau menyampaikan ”permohonan maaf” seorang diri kecuali kalau rekannya, Kagame, sudah lebih dahulu menyampaikan permohonan maaf dan juga mengakui kesalahannya. (AFP/AP/REUTERS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com