Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kuba Kawal Pemakaman Orlando Zapata

Kompas.com - 26/02/2010, 01:23 WIB

HAVANA, KOMPAS.com - Orlando Zapata, aktivis politik Kuba yang kematiannya pekan ini mengundang kecaman dari berbagai penjuru dunia dimakamkan Kamis (25/2/2010) pagi oleh teman-teman dekat dan kerabatnya, kata ibunya kepada AFP. "Kami baru saja selesai memakamkan dia dan banyak rekannya turut serta dalam upacara pemakaman," ujar Reina Luisa Tamayo, 60.
   
Zapata meninggal setelah ia melakukan mogok makan selama dua setengah bulan.
   
Tamayo mengatakan puteranya, penentang rezim komunis di Kuba, dimakamkan  di kampung halamannya di de Banes, 830 kilometer sebelah timur Havana, dalam upacara yang dihadiri puluhan orang tercinta dan pendukung.
   
Menurut dia, prosesi pemakaman anaknya berlangsung di bawah pengawalan polisi. "Kami ingin mengusungnya ke tempat pemakaman tapi tak boleh maka jasadnya dibawa dengan mobil jenazah," tambahnya.
   
Zapata meninggal pada Selasa setelah mogok makannya selama 85 hari menarik kecaman internasional.
   
Menteri Luar Negri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan pada Rabu bahwa Washington "sangat menyesalkan."
   
Aktivis politik itu yang mendapat julukan sebagai tahanan hati nurani oleh Amnesty International telah dijebloskan ke dalam penjara sejak 2003. Laporan media menyebutkan polisi menahan pembangkang di seluruh pelosok negeri itu guna mencegah protes menjelang pemakamannya.
   
Presiden Raul Castro mengatakan dalam satu pernyataan bahwa ia "menyesalkan" kematian Zapata, tapi membantah ada penindasan di negara yang hanya diperintah oleh partai komunis di kawasan Amerika. "Tak ada orang yang disiksa, tak ada orang disiksa, tak ada eksekusi," kata Castro, 78, kepada wartawan. "Penyiksaan terjadi di (pangkalan Angkatan Laut AS) di Guantanamo."
   
Tapi ibu Zapata mempunyai versi berbeda.  "Puteraku disiksa sepanjang waktu di dalam penjara," kata Tamayo menuding dalam satu video yang diposkan di blog Generacion Y, laman yang dikelola oleh wartawan independen peraih hadiah Yoani Sanchez, sebagai penentangan atas pengawasan ketat oleh pemerintah terhadap media.
   
Tamayo mengajak "masyarakat internasional untuk menuntut pembebasan tahanan-tahanan (politik Kuba) yang masih ada...sehingga apa yang terjadi pada anak saya tak terulang lagi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com