Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darfur Kembali Membara, 100.000 Orang Mengungsi

Kompas.com - 25/02/2010, 17:26 WIB

KHARTOUM, KOMPAS.com - Tentara Sudan terlibat bakutembak dengan pemberontak Darfur pada hari ketika presiden negara itu mengumumkan perang di wilayah Darfur berakhir karena ada gencatan senjata kedua pihak.

Pemberontak Darfur, Tentara Pembebasan Sudan (SLA), Kamis, mengatakan pasukan pemerintah  menyerang setidaknya  tiga daerah di wilayah pegunungan, Rabu, termasuk kota pasar yang ramai, Deribat. "Pertempuran seru berlangsung sampai Rabu malam," kata juru bicara SLA, Ibrahim al Hillu, kepada Reuters.

"Pasukan pemerintah menyerang dalam jumlah besar yang didukung pesawat-pesawat Antonov, helikopter-helikopter tempur dan pesawat-pesawat tempur MIG. Ini  adalah perdamaian yang perintah tawarkan." kata Al Hillu.

Kelompok sosial  Perancis, Medecins du Monde, mengatakan pihaknya terpaksa menangguhkan operasi-operasi karena pertempuran berkobar di wilayah Jabel Marra, Sudan tengah, Rabu, tetapi tidak mengatakan siapa yang terlibat. "Setelah serangan yang dilancarkan hari ini terhadap kota Deribat  dan pertempuran berlangsung selama beberapa hari di Jabel Marra, khususnya di daerah Fein, Medicine du Monde terpaksa menangguhkan  kegiatan medisnya di seluruh daerah itu," kata organisasi itu  dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam.

Akibat pertempuran itu, lebih dari 100.000 orang mengungsidi daerah itu dalam beberapa hari belakangan ini. Deribat, kota berpenduduk 50.000 jiwa  diserang Rabu, menimbulkan pengungsian besar-besaran  dan menyebabkan  lebih dari 100.00 orang terlantar di daerah itu.

Militer Sudan tidak bisa segera dihubungi untuk diminta komentar. Presiden Sudan, Omar Hassan al Bashir, Rabu  menyatakan perang di Darfur berakhir. Ia mengumumkan pembebasan 57 pemberontak, Rabu, sehari setelah penandatanganan gencatan senjata dan perjanjian perdamaian  dengan kelompok pemberontak Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM).

Bashir menyampaikan pengumumannya pada satu rapat di Darfur setelah menyetujui gencatan senjata sementara  dengan JEM di Doha, Selasa. Ia juga menandatangani  satu perjanjian yang menyatakan Sudan akan mencapai satu perjanjian perdamaian akhir dengan pemberontak 15 Maret.

SLA yang dipimpin  Abdel Wahed Mohamed el Nur yang tinggal di Paris, dan kelompok-kelompok pemberontak lainnya  menolak perjanjian itu. Perjanjian tersebut dicapai hampir satu tahun setelah  gencatan senjata Khartoum/JEM yang menurut pemberontak dilanggar dalam satu hari.

Konflik Darfur meletus  tahun 2003 ketika kelompok pemberontak JEM yang non-Arab dan SLA mengangkat senjata melawan pemerintah. Mereka menuduh pemerintah tidak membangun wilayah itu dan merasa dipinggirkan. Khartoum memobilisasi milisi yang sebagian besar warga Arab  untuk menumpas pemberontakan.

Washigton dan sejumlah aktivis menilai gelombang aksi kekerasan di wilayah itu sebagai genosida. Menurut versi PBB, jumlah korban tewas diperkirakan  sampai 300.000 orang, sementara Khartoum mengatakan jumlah korban tewas hanya 10.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com