Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Mudah, Penanganan Sungai Musi

Kompas.com - 24/02/2010, 19:17 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com -  Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Soekotjo Tri Sulistyo mengatakan, penanganan Sungai Musi ini tidak mudah. Sebab, aliran Sungai Musi membelah dua provinsi berbeda. Untuk itu, koordinasi antarkedua provinsi akan sangat menentukan.

"Misalnya persoalan air untuk PLTA Musi. Air yang masuk ke PLTA, tidak lagi dialirkan ke Musi. Ini menjadi masalah buat Sumsel ketika musim kering tiba. Debit air jadi berkurang. Di Bengkulu, ini mungkin tidak disadari," tuturnya.

Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, rusaknya lingkungan di DAS Musi bagian hulu tidak berdampak langsung bagi warga Bengkulu, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat Sumsel. Kondisi DAS di hulu (Musi) kini kritis. Hutan-hutan berubah jadi lahan sawit dan kopi, tuturnya mengomentari kondisi di hulu Musi.

Soekotjo mengatakan, upaya normalisasi Sungai Musi sejauh ini belum pernah dilakukan, khususnya pengerukan sedimentasi. Normalisasi baru dilakukan di anak-anak sungai Musi, misalnya Sungai Lematang. Tahun ini, dianggarkan dana setidaknya Rp 8 miliar untuk pengerukan Sungai Lematang.

"Persoalannya, kami belum punya master plan (rencana induk) penanganan. Data yang kami punya tentang Musi pun sangat terbatas. Pemda juga tidak punya data. Kami baru akan merintisnya (rencana induk) tahun ini. Tapi, sebelumnya, harus kami polakan dulu anak-anak sungai-nya," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com