RAMADI, KOMPAS.com — Konflik demi konflik seakan enggan pergi dari wilayah Irak. Kekerasan demi kekerasan terus terjadi beberapa minggu menjelang pemilihan parlemen pada 7 Maret.
Sebuah ledakan besar telah menewaskan enam orang dan melukai 10 orang lainnya pada Kamis (18/2/2010) di Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar barat yang bergolak. Demikian dikatakan pihak kepolisian.
"Setidaknya enam orang tewas, mungkin sekitar 10 orang luka akibat ledakan dahsyat di jalan tersebut," katanya.
Hingga saat ini polisi sedang menyisir penyebab ledakan itu. Ada indikasi bahwa serangan bom ini untuk mengacaukan pemilihan parlemen Irak.
Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya diberitakan bahwa wartawan dari etnis syiah, Hussam Dawood Lazim (22), diculik di depan rumahnya di Kirkuk timur sekitar pukul 13.00 waktu setempat oleh empat orang bersenjata yang menggunakan mobil sipil berwarna hijau.
Menurut kepala kantor media itu di Kirkuk, Raad Al Sarkhy, Lazim bekerja untuk stasiun radio dan televisi Al Ahad. Televisi ini dikendalikan oleh blok yang setia pada ulama garis keras Syiah, Moqtada Al Sadr.
Wartawan itu juga menulis untuk surat kabar Al-Nassar, yang juga dikendalikan kelompok Sadr. "Saya menganggap penculikan ini memiliki alasan politis dan mungkin sektarian," katanya.
Organisasi Wartawan Tanpa Batas dalam terbitan Kebebasan Pers 2009 menempatkan Irak pada posisi ke-145 dari 175 negara dalam hal kebebasan media.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.