Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stop Hukuman Mati!

Kompas.com - 17/02/2010, 01:25 WIB

JENEWA, KOMPAS.com - Negara-negara Barat hari Selasa kemarin mendesak otoritas Irak agar membersihkan catatan pelanggaran hak asasi manusia dan penyiksaa seperti yang dituduhkan penyidik. Irak diminta menghentikan pembunuhan atas kaum perempuan dan menghapuskan hukuman mati.

Delegasi Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Perancis dan Jerman saat hadir di Jenewa kemarin mengecam pelanggaran berkelanjutan yang terjadi di Irak. Ini menjadi perdebatan di Dewan Hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Penyiksaan itu adalah penyebab keprihatinan, dan impunitas tidak boleh ditoleransi. Kami tetap khawatir bahwa Irak mempertahankan hukuman mati dan jumlah eksekusi telah meningkat dalam dua tahun terakhir, " kata Peter Gooderham, duta besar untuk Inggris untuk PBB di Jenewa.

Dia mendesak Irak agar membentuk moratorium eksekusi. Sejumlah 79 orang telah digantung di Irak tahun lalu.
"Hampir 900 orang sedang menunggu hukuman mati. Prancis mendesak Irak untuk mulai menghapuskan hukuman mati dan
mengadopsi moratorium sesegera mungkin,"kata Duta Besar Perancis, JeanBaptiste Mattei

Kanada, Perancis dan Jerman mengecam pembunuhan terhadap Delegasi Jerman, Michael Klepsch. Kasus seperti ini diduga sering terjadi.

"Politik kepemilikan, serangan terhadap wartawan, dan tekanan agama telah merongrong dan kebebasan pers di negeri ini. Hal itu menyebabkan pembatasan atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, " kata Klepsch.

Dalam pidato pembukaan, Irak berjanji untuk memperkuat rasa hormat terhadap hak asasi manusia sambil menanggulangi "kelompok teroris" yang dituduhkan kepadanya. "Kami sangat prihatin tentang periode pendek waktu antara vonis dan eksekusi, "delegasi Denmark, Julie Garfieldt Kofoed.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com