Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maaf, Pendukung Saddam Dilarang Ikut Pemilu

Kompas.com - 08/02/2010, 03:31 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com — Ratusan pengunjuk rasa, Minggu (7/2/2010), melampiaskan kekesalan mereka kepada para pendukung Saddam Husein yang tergabung dalam Partai Baath, di tengah ketegangan pascakeputusan mem-blacklist kandidat dari partai itu dalam pemilu bulan depan.

Pengunjuk rasa bernyanyi dan membawa sejumlah poster sambil berkata, "Tidak, tidak untuk Partai Baath!" dan "Kembalinya Partai Baath berarti kembali ke masa suram."

Para pejabat Syiah, termasuk Perdana Menteri Nouri al-Maliki dan sekutu politiknya, berusaha membersihkan semua jabatan tingkat tinggi dari ikatan dengan Partai Baath, yang dilarang di Irak pada 2003.

Keputusan untuk melarang sekitar 450 calon dalam pemilihan parlemen pada 7 Maret itu karena kekhawatiran akan membuka kembali luka lama antara Sunni dan mayoritas Syiah.

Larangan secara luas dilihat sebagai penargetan terhadap kelompok Sunni meskipun di antara mereka juga ada yang di-blakcklist dari kelompok Syiah. Beberapa pemimpin Sunni mengancam akan memboikot pemilu jika pembersihan terus dilakukan. Mereka berdalih, hal itu akan menimbulkan kekacauan dan pertanyaan tentang kredibilitas pemilu.

Sunni, yang berkuasa saat di bawah kekuasaan Saddam, memboikot pemilu pertama pada bulan Januari 2005, mengakibatkan pemerintah hanya didominasi orang-orang Syiah. Kebencian atas kejadidan itu berkontribusi pada sejumlah pemberontakan yang mematikan.

Dalam pertemuan tertutup pada hari Sabtu, Presiden Irak Jalal Talabani memperingatkan bahwa ada kemungkinan pendukung Baath akan melancarkan kudeta militer.

Sebelumnya diberitakan, pada hari Minggu seorang wanita yang akan maju dalam pemilu parlemen tewas ditembak di Kota Mosul. Dia adalah Suha Abdulla Jarallah (36), kandidat  dari kelompok Sunni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com