Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Israel Tuntut Pemimpin Hamas Ditangkap

Kompas.com - 24/12/2009, 15:30 WIB

YERUSALEM, KOMPAS.com — Sekelompok warga Israel yang menderita cedera akibat serangan-serangan roket Palestina dalam perang Gaza tahun ini meminta sebuah pengadilan Belgia untuk mengeluarkan surat penangkapan bagi pemimpin Hamas atas tuduhan kejahatan perang.

Surat penuntutan itu, yang oleh para penggugat dikatakan belum pernah terjadi sebelumnya, dilayangkan menyusul permintaan serupa yang diajukan kelompok-kelompok pro-Palestina di Eropa bagi penangkapan pemimpin Israel atas peran mereka dalam serangan Gaza. Langkah paling akhir yang dipimpin sebuah lobi Eropa pro-Israel itu mewakili 15 korban serangan roket di bagian selatan Israel. Dalam perang itu, 15 orang itu mengalami luka-luka dan rumah mereka rusak. Dalam sebuah kasus, seorang anggota keluarga mereka meninggal akibat serangan tersebut.

Roel Coveliers, kuasa hukum para korban, mengatakan bahwa orang-orang Israel itu, yang juga memegang kewarganegaraan Belgia, mengajukan keluhan di Brussel, tempat penyelidikan akan diadakan dan permintaan terhadap penahanan. "Permintaan penahanan secara tertulis diserahkan setelah persiapan legal selama enam bulan dan berdasarkan bukti kuat yang mengaitkan pemimpin Hamas dengan serangan-serangan tersebut dan mengakibatkan warga Belgia terluka," kata Coveliuers kepada AFP.

Dalam suratnya, mereka menuding bahwa pemimpin tertinggi militer dan politik Hamas terlibat kejahatan perang, mengutip laporan organisasi-organisasi hak asasi manusia dan satu misi pencari fakta PBB yang diboikot Israel. Tim pencari fakta itu dipimpin Richard Goldstone, mantan hakim dari Afrika Selatan.

Berdasarkan laporan, PBB menuding militer Israel dan Hamas terlibat kejahatan perang selama konflik 22 hari. Konflik itu berakhir pada Januari dan menewaskan lebih dari 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel. "Laporan Goldstone itu menyebutkan, antara lain, serangan roket oleh Hamas merupakan pelanggaran hukum internasional. Maka dari itu, sebagai anggota PBB, saya yakin Belgia akan memerhatikan keluhan tersebut," ujar Coveliers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com