MALANG, KOMPAS -
Musibah itu terjadi di kediaman Nasiah (75) pada pukul 03.30. Nenek 14 cucu ini diduga tidak sadar bahwa dini hari tersebut dapurnya dipenuhi gas yang bocor dari tabung gas ukuran 3 kilogram (kg).
”Beliau kemungkinan tidak sadar bahwa dapurnya sudah dipenuhi gas dari tabung yang bocor. Saat itu ibu menyalakan korek api untuk menyalakan kompor minyak yang akan dipakainya untuk memasak air. Begitu korek api dinyalakan, dapur langsung meledak,” cerita Multaji (45), anak Nasiah, yang juga merupakan kepala dusun setempat.
Ledakan itu menyebabkan dapur rumah tersebut rusak berat; dindingnya jebol, sedangkan gentengnya berhamburan. Selain itu, ledakan juga menimbulkan kerusakan serupa di tiga rumah terdekat, yaitu di rumah milik Islamiyah, Siti, dan Katimah. Rata-rata genteng rumah mereka tersingkap sebagian, kaca-kaca pecah, dan dinding rusak sebagian.
Kerugian lain, enam sepeda motor serta sejumlah komputer dan laptop milik anak-anak yang kos di rumah Nasiah juga rusak.
Menurut Multaji, sesaat setelah ledakan, ibunya masih bisa bergerak ke ruang depan untuk menyelamatkan diri. Ia menderita luka bakar cukup serius di bagian kepala dan seluruh badan. ”Ibu langsung dilarikan ke RSI Unisma Malang untuk mendapat perawatan,” katanya.
Awalnya, lanjut Multaji, dia mengira ledakan itu berasal dari bom karena suaranya keras sekali dan terdengar hingga radius setengah kilometer. Sebagian warga bahkan menduga ledakan itu berasal dari meteor yang jatuh.
Menurut Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Kepolisian Sektor Dau Ajun Komisaris Yatmo, bangunan yang rusaknya paling parah adalah dapur rumah korban. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, katanya, polisi menyimpulkan, ledakan itu murni disebabkan bocornya elpiji dari tabung 3 kg milik Nasiah.
”Kompor dan tabung elpiji sudah kami bawa ke kantor. Selain itu, dua saksi mata kami mintai keterangan,” tambah Yatmo.
”Dugaan sementara, ledakan itu disebabkan oleh kebocoran elpiji yang tak disadari pemiliknya. Mungkin karena memang beliau sudah berumur sehingga penciumannya kurang tajam,” kata Yatmo.
Polisi memperkirakan, kerugian materiil yang diderita warga mencapai Rp 25 juta, termasuk sejumlah perkakas rumah tangga.