Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tepi Barat Protes Larangan Membangun Permukiman

Kompas.com - 10/12/2009, 03:55 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Sekitar 10.000 warga Israel yang tinggal di Tepi Barat, Rabu (9/12), melakukan aksi unjuk rasa menolak larangan pembangunan permukiman Yahudi yang dikeluarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Larangan ini dibuat sebagai upaya untuk mendorong dimulainya kembali pembicaraan damai dengan Palestina.

Para pengunjuk rasa membawa sejumlah tulisan bertuliskan, "Kami akan terus membangun" dan "Hentikan nuklir Iran, bukan rumah kami." Netanyahu, yang juga mantan sekutu Amerika, secara luas dianggap warga telah menyerah dalam tekanan Amerika.

Para pendemo yang marah juga berteriak agar menghentikan pelarangan. Dayan Dani, seorang warga Tepi barat, mengeluh, "Tak seorang Yahudi pun sekarang dapat membangun rumah."

"Saya rasa ini adalah pelanggaran terhadap hak-hak dasar rakyat jika mereka tidak dapat membangun rumah milik mereka sendiri," kata Jamie Levavi (25), warga Cleveland, Ohio. "Jika orang Israel berbicara cukup, pemerintah kami sendiri akan mendengarkan kami."

Para penduduk Tepi Barat telah berjuang untuk mendapatkan kembali kekuatan mereka sejak Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada 2005. Namun, seperti diketahui, Netanyahu telah mengumumkan selama 10 bulan ini, pembangunan perumahan di Tepi Barat dihentikan. Ini adalah upaya memulai kembali perundingan damai, yang rusak setahun lalu.

Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman, yang juga tinggal di Tepi Barat, mengatakan, protes itu sah. "Jika seseorang datang kepada Anda dan membekukan proses konstruksi rumah Anda saat Anda sedang membangun itu, Anda juga akan keberatan," katanya kepada Radio Israel.

"Saya hanya berharap perjuangan dan perlawanan ini tetap dilakukan dalam kerangka politik yang sah dengan cara yang dapat diterima di negara demokratis."

Berbicara setelah pertemuan puncak menteri dan kepala keamanan pada Rabu, Netanyahu mengatakan, Palestina tampaknya telah mengadopsi strategi menolak perundingan dengan Israel. "Ini suatu kesalahan. Tidak ada solusi tulus tanpa negosiasi langsung dengan Israel, dalam kerangka yang akan kita mencapai kesepakatan dan kesepakatan antara pihak," katanya.

Sekitar 300.000 warga Yahudi tinggal di Tepi Barat, sedangkan 180.000 lainnya tinggal di Jerusalem timur, yang dikuasai Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967. Resistansi yang kuat dari internal warga Israel membuat dirinya harus membuat konsesi-konsesi baru bagi pendukungnya.

Beberapa pengunjuk rasa pada Rabu mengatakan, mereka bersedia dipenjara atas penolakan mereka. "Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ada oposisi dan kami bersedia untuk bertempur," kata Yoab Tzarum (49).

"Kami menginginkan perdamaian, tetapi tidak setiap harga damai. Tidak perdamaian dalam bentuk jeratan. Membekukan ini adalah jeratan bagi tanah Israel dan umat Israel."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com