Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Bom Baghdad Jadi 112 Orang

Kompas.com - 09/12/2009, 09:44 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Bom mobil menewaskan sedikitnya 112 orang di pusat ibu kota Irak, Baghdad, Selasa (8/12/09), dalam serangan terhadap gedung pemerintah kendati ada penindasan keamanan setelah serangkaian serangan.
   
Ledakan tersebut, yang kebanyakan diledakkan oleh pengebom bunuh diri, mengingatkan orang mengenai potensi aksi perlawanan alot di Irak sebelum pemilihan umum tahun depan dan lelang kontrak ladang minyak yang dijadwalkan berlangsung pekan kedua Desember.
   
"Kami telah memasuki toko beberapa detik sebelum ledakan, atap bangunan menimpa kami, dan kami tidak sadarkan diri. Lalu saya mendengar teriakan dan sirene bergaung," kata Mohammed Abdur Ridha, salah satu dari 197 orang yang cedera dalam serangkaian sedikitnya empat ledakan.
   
Asap membubung dan suara sirene berkumandang saat pekerja bantuan memindahkan korban tewas di dalam kantung mayat berwarna hitam. Seorang pengebom bunuh diri meledakkan kendaraannya di tempat parkir mobil satu pengadilan, setelah melewati pos pemeriksaan, kata polisi.
   
Satu ledakan lagi terjadi di satu bangunan sementara yang digunakan oleh Kementerian Keuangan setelah kantor utamanya porak-poranda dalam pemboman Agustus. Tidak jelas apakah ledakan tersebut melibatkan pembom bunuh diri.
   
Seorang pengebom ketiga meledakkan dirinya dan mobilnya di dekat pusat pelatihan buat hakim.
   
Ledakan pertama terjadi di kabupaten Doura, Baghdad selatan, sekitar 30 menit sebelum tiga ledakan lain. Ledakan itu juga adalah pembom bunuh diri di satu mobil yang dipenuhi peledak.
   
Kementerian Perminyakan Irak menyatakan takkan membatalkan tender yang direncanakan bagi kontrak pembangunan ladang minyak pada 11 dan 12 Desember, yang direncanakan dihadiri pejabat dari perusahaan utama minyak dunia.
   
Kesepakatan itu dipandang penting bagi upaya Irak untuk menaikkan jumlah uang yang diperlukan guna melakukan pembangunan kembali setelah bertahun-tahun perang dan perusakan.
   
Pekerja yang berada di luar kementerian tersebut dan sedang menyiapkan bangunan itu buat lelang tersebut berlarian menyelamatkan diri setelah ledakan pertama mengguncang bangunan itu.
   
Di dalam bangunan, jendela bergeretakkan dan tembok bergetar, tapi pegawai segera kembali untuk melakukan pengecatan dan pemasangan kabel listrik.
   
Ketiga ledakan tersebut adalah ledakan besar pertama di Baghdad sejak 25 Oktober, ketika dua bom besar truk menewaskan 155 orang di Kementerian Kehakiman dan kantor gubernur Baghdad.
   
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengutuk pengeboman itu, dan mengatakan kompromi politik baru-baru ini oleh para pemimpin Irak mengenai peraturan baru pemilihan umum "sangat bertolak-belakang dengan kekerasan pelaku teror yang tidak memiliki perasaan".
   
"Amerika Serikat akan terus mendukung rakyat Irak saat mereka menghadapi kekerasan ... dan bekerja untuk membangun negara yang lebih damai dan demokratis," kata Hillary dalam satu pernyataan.
   
Setelah serangan Oktober, Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki, yang mempertaruhkan reputasinya pada keamanan sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan awal tahun depan, menjanjikan keamanan yang makin ketat dan penangkapan mereka yang bertanggung jawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com