Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makeup Mineral, Apakah Sebaik yang Dikatakan?

Kompas.com - 08/12/2009, 08:34 WIB

KOMPAS.com - Seperti produk kosmetik kebanyakan, makeup mineral memiliki penggemar dan pengkritiknya. Sebagian orang menyukainya karena bentuknya yang ringan, terlihat natural, dan memberi kilau yang tahan lama dan tak bisa disamakan dengan kosmetik lain. Namun, tak jarang orang mengeluhkan adanya rasa kering, iritasi, dan malah memperjelas garis kerutan.

Meskipun demikian, kebanyakan pengguna awal merasa tertarik untuk menggunakan kosmetika mineral karena klaimnya yang menyatakan sehat untuk kulit. Khususnya, untuk kandungan alaminya yang dikatakan lebih sehat untuk kulit sensitif, bahkan yang memiliki masalah jerawat. Benarkah?

Seperti dikutip dari situs kesehatan, WebMD, Ben Kaminsky, dermatologis, ahli kimia farmasi, dan penulis Beyond Botox: 7 Secrets for Sexy, Ageless Skin mengatakan, ia menganggap penjualan makeup dengan label mineral adalah perencanaan penjualan yang jenius. Ia menganggap bahwa makeup mineral merupakan cara baru untuk menjual hal yang sama kepada wanita yang sebenarnya sudah dijual selama bertahun-tahun.

Bahan dasar utama makeup mineral, seperti mica, zinc oxide, dan titanium dioxide, sudah merupakan bahan dasar kosmetik foundations selama bertahun-tahun. Bahkan menurut Kaminsky, makeup mineral tak memiliki kandungan spesial untuk kesehatan atau kecantikan apa pun. “Makeup mineral masih bisa menyebabkan masalah sama seperti makeup lainnya,” ujarnya.

Masalah pada kulit akibat pemakaian  makeup umumnya terjadi karena adanya zat sintetis tambahan, seperti pewarna, pewangi, dan pengawet. Sementara, banyak pula dermatolog yang melaporkan bahwa banyak zat tambahan dari bahan pembangun makeup lain yang dihilangkan dari makeup mineral. Jadi, makeup apa pun yang tak menggunakan zat-zat ini bisa tergolong "murni". Ditambah lagi, zat titanium oxide (dan zinc oxide) memiliki kandungan antiperadangan. Beberapa makeup mineral juga memiliki efek menenangkan pada kulit, dan ini penting untuk mereka yang memiliki masalah seperti jerawat atau  peradangan kulit.

Peneliti lainnya menyatakan bahwa makeup mineral juga non-comedogenic, sehingga tak akan menghambat pori-pori, dan tak akan memperparah kondisi jerawat, atau menciptakan peradangan seperti makeup biasa.

Serupa tapi tak sama
Saat ini di pasaran sudah banyak makeup yang mengatakan bahwa produknya mengandung mineral. Tetapi, pertanyaannya, apakah semua makeup mineral itu sama? Dikabarkan oleh WebMD, saat ini belum ada regulasi pasti untuk mengatakan bahwa sebuah kosmetika dikatakan “makeup mineral”.

Kristen Adams, pemilik AfterGlow Cosmetics, mengatakan bahwa garis dasar perbedaan makeup mineral terbagi menjadi dua, yakni; yang tak menggunakan bahan sintetis (seperti pengawet paraben atau bahan lainnya) apa pun, murni hanya menggunakan bahan mineral, dan yang lainnya menambahkan tambahan pewarna, zat pengikat, pengawet, dan zat kimia lain.

Supaya Anda tak salah membeli, disarankan untuk mengenali dulu masalah pada kulit wajah Anda. Ada beberapa zat mineral yang bahkan sebenarnya tidak dihasilkan oleh alam bumi ini, misalnya, yang dinamakan bismuth oxychloride. Zat tersebut merupakan zat pencipta kilau pada wajah yang membuatnya terlihat berseri. Bismuth tercipta dari proses timah dan tembaga.
Namun, di lain pihak, bismuth oxycloride seringkali dianggap sebagai pengiritasi kulit, dan bisa menyebabkan gatal dan ruam jika digunakan dalam jumlah yang sangat besar, bahkan bisa menyebabkan jerawat batu. Ada beberapa makeup mineral yang memiliki kandungan ini, ada pula yang tidak. Ada yang hanya mengandung zat ini hanya dalam jumlah kecil, sehingga Anda tak begitu merasakan iritasinya jika hanya digunakan sesekali.

Selain faktor kesehatan, hal lainnya yang membuat makeup mineral populer adalah kemampuannya yang membuat kulit wajah terlihat mulus, natural, dan menutup sempurna dalam waktu lama. Sebuah kemampuan yang dinamakan, “pemikroan” mineral yang mereka miliki dengan bentuk mikroskopis, bahkan ukuran nanopartikel.

“Penelitian lain menunjukkan bahwa beberapa molekul yang dikecilkan secara dramatis, misalnya, hingga ukuran nanopartikel bisa memberikan efek lebih beracun ketimbang ia berada dalam ukuran aslinya,” terang Jane Houlihan, kepala peneliti The Environmental Working Group di Washington.

Houlihan menambahkan, mineral seperti zinc dan titanium masih aman jika diaplikasikan pada kulit yang sehat, namun ketika sudah dalam bentuk partikel nano, tetap ada kekhawatiran bisa berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika diaplikasikan pada kulit rusak, atau terhirup. Intinya, meski dikatakan bahwa sebuah produk datang dari bumi sekalipun, para konsumen pun masih tetap harus waspada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com