Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karzai-Obama Rundingkan Strategi Baru Lewat Telepon Video

Kompas.com - 02/12/2009, 06:05 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Presiden Afganistan Hamid Karzai dan Presiden AS Barack Obama, Selasa (1/12) pagi, mendiskusikan kebijakan dan strategi baru AS untuk Afganistan, melalui percakapan telepon video yang berlangsung lebih dari 1 jam.

Hal itu disampaikan juru bicara istana kepresidenan Afganistan, kemarin.

Percakapan video jarak jauh itu dilakukan menjelang rencana penyampaian pidato Obama, Selasa (1/12) malam, di akademi militer AS, West Point, New York. Pada pidato tersebut, Obama diperkirakan akan menyampaikan garis besar strategi perang baru AS di Afganistan dan pengiriman sebanyak 30.000 sampai 35.000 tentara tambahan ke Afganistan.

Kantor Karzai mengatakan, kedua pemimpin mendiskusikan rincian aspek-aspek keamanan, politik, militer, dan ekonomi dari strategi baru AS itu.

Pengiriman tentara tambahan AS itu direncanakan akan dilakukan secara bertahap untuk memperkuat 71.000 tentara AS yang sudah ada di Afganistan. Strategi baru Obama juga mencakup fokus baru pelatihan pasukan Afganistan untuk menghadapi pertempuran sehingga memungkinkan tentara AS keluar dari negara itu.

Obama diharapkan juga akan menjelaskan mengapa dia meyakini AS harus terus bertempur selama lebih dari delapan tahun, setelah perang itu dimulai menyusul serangan 11 September oleh kelompok teroris Al Qaeda yang berbasis di Afganistan.

Tahun ini menjadi tahun paling mematikan bagi pasukan AS, yang kehilangan sekitar 300 prajuritnya. Korban mulai meningkat segera setelah Obama memutuskan tambahan 21.000 tentara AS, sebagai rencananya untuk lebih fokus lagi terhadap perang di Afganistan.

Warga khawatir

Di ibu kota Kabul, sejumlah warga Afganistan mengatakan khawatir atas rencana peningkatan tentara AS karena akan membuat negara itu seperti sepenuhnya diduduki AS. Skenario itu khususnya lebih mengkhawatirkan lagi bagi rakyat Afganistan yang masih mengingat bagaimana sulitnya hidup mereka dalam penindasan rezim Soviet.

”Rakyat Afganistan tidak suka campur tangan asing ke dalam urusan-urusannya, khususnya urusan militer,” ungkap Bershna Nadery, seorang perempuan yang bekerja di Kementerian Keuangan Afganistan.

Nadery mengatakan, dia khawatir kehadiran lebih banyak tentara justru akan membuat kehidupan rakyat Afganistan dalam bahaya yang lebih besar.

”Saat mereka meningkatkan tentara, Taliban akan merespons dengan meningkatkan serangan-serangan mereka kepada warga asing. Tetapi itu tidak hanya terhadap warga asing, tapi juga akan mengenai warga sipil Afganistan yang tinggal di wilayah yang sama,” tambah Nadery.

Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, menjelaskan, sebelum pergi ke West Point, Obama akan bertemu dengan puluhan pemimpin Kongres di Gedung Putih untuk mendiskusikan rencananya. Sebelumnya, Presiden AS itu juga telah menelepon beberapa pemimpin dunia, antara lain Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, Presiden Rusia Dmitri Medvedev, juga bertemu Perdana Menteri Australia Kevin Rudd di Gedung Putih untuk menyampaikan kebijakan baru AS itu. (AP/AFP/Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com