Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Lagi Enam Jenazah

Kompas.com - 25/11/2009, 17:27 WIB

AMPATUAN, KOMPAS.com — Korban pembantaian di Filipina selatan, Senin lalu terus bertambah. Pasukan keamanan Filipina, Rabu (25/11), menemukan enam jenazah lagi di lokasi pembantaian yang diduga terkait persaingan menjelang pemilu negeri itu tahun depan. Dengan demikian, jumlah korban tewas telah mencapai 52 orang.

Tidak semua korban bisa diidentifikasi, tetapi 17 orang di antaranya diyakini wartawan. Itu merupakan angka tertinggi pembunuhan wartawan yang pernah ada.

Pemerintah Filipina telah menerapkan keadaan darurat di Provinsi Maguindanao, lokasi pembataian itu, dan di Provinsi Sultan Kudarat dan Kota Cotabato. Tentara diturunkan ke wilayah itu, Rabu, dan kendaraan bersenjata diparkir di sepanjang jalan utama.

"Para pelaku tidak akan bisa lari dari pengadilan," kata Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo kepada para wartawan. "Hukum akan memburu mereka hingga mereka tertangkap," tambahnya.

Pembantaian itu dikecam seluruh dunia. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut kejadian itu sebagai kejahatan yang keji. "Sekretaris Jenderal menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban dan berharap tidak ada upaya untuk mencegah penegakan keadilan dan menangkap para pelaku yang bertanggung jawab," demikian antara lain isi pernyataan yang dikeluarkan PBB.

Para wartawan menemani sejumlah perempuan yang berasal dari klan yang berkuasa, Mangudadatu, yang hendak mengantar formulir pendaftaran bagi salah seorang anggota klan itu untuk posisi gubernur pada pemilu tahun depan. Tidak ada laki-laki dari klan itu yang ikut serta karena mereka yakin, perempuan tidak akan diserang oleh lawannya.

Rombongan itu dihentikan oleh sekitar 100 orang bersenjata yang kemudian menggiring mereka ke daerah terpencil dan menyerang mereka dengan senjata M-16 dan parang. Dua kendaraan mereka dan banyak mayat ditimbun tanah dengan menggunakan ekskavator.

Pertikaian antara klan umum terjadi di Filipina selatan dan klan Mangudadatu sudah berbulan-bulan bermusuhan dengan klan Ampatuan, sebuah klan lain yang juga berpengaruh di daerah itu. Datu Andal Ampatuan, ketua keluarga Ampatuan, telah terpilih sebagai Gubernur Maguindanao dalam tiga pemilu sebelumnya. Klan Mangudadatu telah menyalahkan pendukung Ampatuan sebagai pelaku pembantaian tersebut, tetapi sejauh ini belum ada yang ditahan pihak berwajib. Meski saling bermusuhan, kedua keluarga itu punya kedekatan dengan Presiden Arroyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com