Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arroyo Tak Dipercaya

Kompas.com - 25/11/2009, 06:34 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo, yang masa jabatannya akan berakhir dalam enam bulan mendatang, menghadapi krisis kepercayaan terendah sepanjang sembilan tahun masa jabatannya. Sebanyak 51 persen rakyat tidak memercayainya.

Demikian hasil jajak pendapat terbaru yang diumumkan pada hari Senin (23/11) di Manila. Ronald Holmes yang memimpin jajak pendapat Pulse Asia dari 22 sampai 30 Oktober, menjelaskan, sebanyak 51 persen responden mengkritik kinerja Arroyo selama hampir sembilan tahun berkuasa.

”Setiap kali sebuah pemerintahan akan berakhir, biasanya terjadi penurunan tingkat penerimaan dan kepercayaan,” jelas Holmes. Akan tetapi, menurun drastisnya popularitas Arroyo kemungkinan akan menyulitkan kandidat-kandidat yang didukung Presiden Filipina itu.

Menurut rencana, pemilihan umum (pemilu) Filipina akan dilaksanakan pada Mei 2010. Sekitar 48 juta rakyat Filipina berhak memilih presiden dan wakil presiden serta sekitar 300 anggota parlemen untuk dua kamar di Kongres dan lebih dari 17.000 pemerintahan lokal.

Arroyo sendiri tidak berhak lagi mencalonkan diri karena sudah dua kali menjabat sebagai presiden.

Calon yang dipilih Arroyo untuk menggantikannya, mantan Menteri Pertahanan Gilberto ”Gibo” Teodoro, mendapat dukungan kecil dalam beberapa kali jajak pendapat. Dia kalah populer ketimbang dua calon lainnya, yaitu Benigno ”Noynoy” Aquino dan Manuel Villar. Bahkan mantan Presiden Joseph Estrada mendapatkan dukungan lebih baik ketimbang Gilberto.

Terkait topan

Holmes menjelaskan, buruknya peringkat kinerja Arroyo dalam survei yang melibatkan 1.800 responden dari seluruh Filipina itu karena jajak pendapat itu dilakukan hanya beberapa minggu setelah Filipina dilanda topan yang beruntun.

Rating penerimaan kinerja Arroyo pada Oktober 2009 menurun dari 23 persen pada Agustus menjadi 21 persen, sementara tingkat penolakan meningkat dari 43 persen menjadi 51 persen pada periode yang sama.

”Terakhir kali rating ketidaksetujuan dan ketidakpercayaan kepada presiden berada di atas 50 persen terjadi pada tahun 2005, tak lama setelah dia dikaitkan dengan tuduhan-tuduhan kecurangan pada Pemilu 2004,” jelas Holmes sambil menambahkan bahwa ketika itu rating meningkat tipis, tetapi kemudian mulai turun kembali.

Juru bicara Arroyo, Gary Olivar, menganggap enteng potret buruknya rating itu dan mengatakan bahwa Arroyo harus dinilai atas dasar etika kerja dan pencapaian-pencapaiannya. ”Survei-survei ini adalah berdasarkan pendapat dan kami tidak merasa itu mewakili jumlah yang berarti dari rakyat Filipina,” jelasnya.

Dia menambahkan, Presiden terus memfokuskan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dasar bagi rakyat termiskin di Filipina. ”Itu lebih penting bagi presiden ketimbang popularitasnya,” kata Oliver.

Meski demikian, jubir kepresidenan, Lorelei Fajardo, mengakui bahwa buruknya rating itu bisa berpengaruh terhadap Gilberto Teodoro dan calon-calon partai berkuasai Lakas Kampi CMD. (Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com